Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/145

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tercium anyir sampai ke sidang penonton. Tapi, akhir-akhir ini yang sering ia saksikan bersama menantunya bukan lagi keluaran Meksiko, tapi sinema drama Jepang dengan kisah-kisah percintaan yang menarik dan romantis pula. Orang Jepang sekarang sudah tinggi-tinggi, tidak seperti masa perang dulu, pikirnya.

Pedagang guci tampak mulai tak sabar untuk segera pergi. Keempat guci itu telah sedemikian rupa tertata pada tempatnya semula, Kedua perempuan itu tak menampakkan kegairahan untuk memiliki salah-satunya. Sudah sering ia lihat hal yang seperti itu pada muka setiap orang yang ia tawarkan. Ia termenung. Memang bukan waktu yang tepat untuk berdagang pajangan rumah tangga semacam guci di waktu-waktu, seperti sekarang ini. Ia tahu, baiknya memang menjelang masuk puasa atau dekat-dekat hari raya.

Tapi, Si Gemuk dengan wajah seperti berpikir membuatnya bertahan. Ia mengeluarkan guci-guci itu kembali dari tempatnya semula. Mata Si Tua pun mengisyaratkannya. Beberapa detik mata ketiganya saling beradu bergiliran.

Si Tua membayangkan seorang bayi tidur nyenyak di dalam guci itu.

Perabotan di rumah menantunya tak cukup baik untuk menawan mata para tamu yang datang, kursi letter U yang bocor, sebuah meja penuh kurap, vas bunga-plastik di atasnya yang dibeli barangkali untuk hari raya tahun yang lalu, dan sebuah televisi yang tidak begitu kecil di sudut yang lain. Barisan gelas-gelas antik di lemari pajangan, selembar almanak tahun lalu di dinding, dan di samping itu poster Imam Bonjol yang sedang menunggang kuda sambil mengangkat pedangnya.

Si Gemuk mulai menimbang-nimbang. Sisa gaji bulan kemarin yang dititipkan suaminya masih utuh di bawah kasur. Mertuanya mungkin bisa bersepakat dengannya untuk mempergunakan uang itu. Mertuanya memang seringkali ikut campur masalah keuangan, hal itu sering dirasakannya mengganggu.

Ia mulai memilih-milih dan yakin dapat meninggalkan salah satu guci itu di sini, di rumahnya. Jari-jarinya yang besar mengelus-elus kepala naga pada dinding salah satu guci133