Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/144

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sendiri. Palanta bambu yang ia duduki melentur menahan berat tubuhnya. Ia berdiri dan meninggalkan bunyi mengiut pada palanta itu. Ia kemudian berjalan ke belakang, melewati ruang tamu, tengah..., dan sebentar telah kembali membawa segelas air. Ia kembali duduk di tempatnya semula setelah menyerahkan air yang dibawanya itu kepada pedagang guci tersebut.

Di mata Si Tua, air di gelas itu terlihat berwarna.Barangkali termos telah kembali diisi sebab tadi pagi ia temukan telah kosong. Seorang bayi dapat disembunyikan di dalamnya. Pikiran itu entah mengapa tiba-tiba muncul di benaknya. Ia membayangkan tubuh bayi itu mengambang seperti daun-daun teh. Ia memikirkan hal-hal yang tiada terduga, bahkan olehnya sendiri. Bagaimana kalau tubuh tuanya berenang dalam air di gelas itu atau dalam termos? pikirnya lagi.

Seiring dengan rintik hujan di loteng, suara azan pun perlahan jatuh membuyarkan lamunannya, Ada apa dengan cuaca akhir-akhir ini? Ia kembali bertanya dalam hati dan tak terlalu berharap akan mendapatkan jawaban yang memuaskan dari rentetan pertanyaannya itu. Perasaan lain berkecamuk lebih hebat di dalam dadanya.

Ia telah lama tak suka pada bayi, pada tangisnya, pada anyir tubuhnya. Perasaan yang sama sekali tak pernah ia inginkan, tapi entah mengapa muncul begitu saja. Dan kemudian tak lagi dapat diusir. Tak jarang kesepian hampir membuatnya putus asa. Mendengar tawa seorang bayi, barangkali sesuatu yang dapat menjadi tawaran bagi kesepiannya itu. Tetapi, kebencian itu tak juga hilang dari pikiran seorang tua setengah pikun, sepertinya.

Si Gemuk, menantunya itu, sangat sulit diajak bicara akhir-akhir ini.

Tak jarang, ia mencoba berakrab. Ia duduk di dekat menantunya itu, saat telenovela minggu sore mulai mengisi hampir seluruh layar stasiun tv. Ia berbicara sendiri dengan perasaan riang. Dan, ia tak pernah meminta pembenaran atas apa yang dikatakannya. Ia tahu, telenovela telah menyihir mata banyak orang. Lelaki Meksiko punya mata yang berbeda, hijau seperti padang lamun dan tubuhnya yang berjenjang132