Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/143

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

KEPALA NAGA DI DINDING GUCI


Deddy Arsya

IAIN Imam Bonjol Padang


KEPALA pedagang guci yang setengah botak itu terlihat berkilat, seperti diminyaki. Wajahnya penuh jerawat besar- besar dengan kepundan berwarna merah menyala, seperti gunung api yang siap meletus. Ia terlihat letih, lalu meminta segelas air pada orang rumah.

"Bisa beri air segelas, Ni?"

Hari memang panas sekali. Angin pun tak ada. Kerong kongannya kering terasa. Sudah tiga hari ini tak satu pun gucinya yang laku terjual. Ada empat buah guci besar-besar yang ia tawarkan. Guci-guci itu kini terasa semakin berat saja.

"Dari pagi belum minum apa-apa," tambahnya.

Sementara Si Gemuk, orang rumah itu, tampak mulai berpikir. Untuk apa pula guci-guci itu olehnya? la pun bertanya tentang hal lain, bagaimana ukiran naga pada guci guci itu dibuat? Ia seperti dibebani oleh pertanyaannya

131