Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/137

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sampingku. Aku langsung mengusap air mataku yang sudah membanjiri pipiku.

“Ah..., Mbok, enggak kenapa-kenapa kok, Mbok, Ra hanya ingat ayah dan bunda, Mbok, Ra kangen, Mbok, Rakepingin ketemu ayah dan bunda, Mbok.” ,

Akhirnya, aku tidak kuasa menahan semua yang ada di hatiku. Aku menangis di pelukan Mbok Darmi, pembantu keluargaku, yang telah lama bekerja semenjak ayahku masih kecil.

Dulu, ayah sangat dekat dengan wanita penyayang ini. Oleh karena itulah, ayah mengajak Mbok Darmi ikut dengan ayah, setelah ayah menikah dengan bunda dan tinggal di rumah ini. Ayah pernah berkata kepadaku bahwa aku harus menyayangi dan menghormati Mbok Darmi karena ayah sudah menganggap beliau seperti ibunya. Mbok Darmi sudah menjanda. Menurut ayah, suami Mbok Darmi meninggal! setelah satu tahun mereka menikah. Mbok Darmi memiliki dua orang anak kembar, Mbak Aya dan Mas Heru. Mbak Aya kini bekerja di perusahaan milik ayah, setelah menamatkan sekolahnya di Jepang. Mbak Aya memang gadis yang pintar. Beliau mendapat bea siswa waktu kuliah di sana hingga Strata 2. Sementara Mas Heru bekerja sebagai pemandu wisata, sekaligus penyiar RRI. Aku menyayangi mereka seperti kakakku sendiri. Aku memang terlahir sebagai anak tunggal. Dan, kini aku tinggal bersama mereka bertiga di rumah ini seperti yang dipesankan oleh ayah.

“Sudahlah, den ayu..., sudah takdirnya den Gammasama den Yani kembali ke sisi-Nya. Bapaknya Mbak Aya dan Mas Heru juga sudah kembali ke sana. Nanti suatu saat kita semua pasti juga kembali ke sana. Nanti den ayu bisa ketemu ayah bunda lagi. Sama bapak Mbak Aya juga. Nanti Mbok kenalkan, mau?”

Lagi-lagi Mbok Darmi menyadarkan aku dari lamunanku. Mendengar kata-kata beliau yang terakhir itu, aku tersenyum kecil.

“Mbok Darmi, ada-ada saja. Iya deh... Ra mau, kok, dikenalkan sama bapaknya Mbak Aya dan Mas Heru. Tapi, sekarang Ra kangen sekali sama ayah dan bunda, Mbok... Rakepingin memeluk mereka, Mbok... Ra kepingin ditemani

125