Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Lingga nampak tersenyum. Entah itu senyum sombong atau senyum kehanggaan. Aku tidak tahu, yang pasti aku sangat malu.

Kami memasuki sebuah rumah bercat putih. Halamannya yang tuas ditumbuhi rumput jarum dan bunga-bungaan. Terasnya dipajangi beberapa patung ukir keramik. Sepasang safa empuk lengkap dengan mejanya menambah kesan mewahnya. Lantainya diberi keramik warna gelap. Sangat jauh berbeda dengan ramahku yang berdempetan dengan rumah lainnya. Maklum, rumah perumnas tipe 15.

"Nepek..., Lingga sudah datang," Seorang nenek duduk di kursi roda dan didorong seorang perawat menghampiri kari. Lingga mencium dan memeluk neneknya. Tak keluar sepatah kata pun dari nenek itu. Hanya ekspresi wajahnya yang tampak senang.

“Nenek pernah kena stroke. Akibatnya, dia lumpuh dan tidak bisa bicara lagi," bisik Lingga kepadaku.

Kami berjalan beriringan memasuki rumah. Ruang tamunya sangat besar. Hampir menyamai luas rumahku. Di ruang kedua tampak televisi besar, lengkap dengan sound system. Di tepi sebelah kanan, terdapat sebuah lemari ukir besar. Beberapa Jangkah ke depan tampak dipajang beberapa penghargaan dan foto-foto. Terlihat foto-foto zaman dulu. Ada juga toto Presiden Soekarno dan Muhammad Hatta. Kakek Lingga mernang hebat. Tiba-tiba pandanganku terhenti pada sebuah foto yang dipajang sebuah meja ukir. Sepertinya, foto itu sangat istimewa dibandingkan dengan foto yang lain. Tampak dua orang bapak seling berangkulan memakai pakaran yang sama. Mereka sama-sama berkaca mata. Mereka berfoto di depan patung Liberty, Amerika Serikat. Bukan itu yang mengherankanku, Salah seorang dari bapak yang di foto itu sanyat mirip dengan kakekku. Orang itu sangat mirip dengan kakek, tetapi lebih muda beberapa tahun di dalam foto. Kalaupun diperkirakan, pasti orang itu juga setua kakekku?

"Yo, di lemari ini dipajang penghargaan lainnya,” Lingga mengejutkanku.

Dia menunjuk temari ukir besar. Dapat terlihat kalau di dalamnya banyak medali dan penghargaan Jain.

108