Halaman:Jemari Laurin Antologi Cerpen Remaja Sumbar.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

TUBUH YANG KEHILANGAN


Deddy Arsya

IAIN Imam Bonjol Padang


 AKU tak hendak mau diketahui mereka. Kuusir burung hantu di dahan-dahan kayu di halaman, kupu-kupu di jendela, kulik elang yang belum juga pulang ke sarangnya, bunyi jangkrik yang berubah asing oleh kedatanganku, dendang katak yang juga ganjil, ngiang kumbang... hah, entah apa lagi yang mungkin akan memberi pertanda. Mata orang tua begitu cekatan membaca sedikit saja pertanda, bukan?

 Tubuh yang kutinggalkan koyak-puyak, lebam, ah, entah apa lagi. Aku sudah tak peduli pada tubuhku. Aku bawa mataku pergi jauh meninggalkan kota laknat itu. Kini tubuhku tak lagi punya mata.

 Orang-orang selalu memandang mata Si Mati dengan mata tertutup, persis Si Mati yang tiada lagi punya mata. "Orang-orang mengatupkan mata Si Mati cepat-cepat agar Si Mati membawa matanya pergi jauh-jauh dari mereka,"

94