Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/99

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sekarang disadjikan oleh Ki Hadjar ideenja tentang Demokrasi dan Leiderschap. diakui berkuasa", melainkan jang ..fysik paling kuat" alau paling besar" (hl. 7.) *) Demokrasi Barat itu hanja berarti sama rata", dan didalamaja lidak terkandung „kebahagiaan jang sama" (hl, 8 no. 11). Demokrasi Barat adalah individualistis, intellektualisis dan materialistis" (hl. 17).


Karenanja Demokrasi Barat ditolak, dan sebagai gantinja diadjukan apa jang dina makan Demokrasi dan Leiderschap", jang menurut kitab tadi sama dengan apa jang dinamakan Bung Karno ..Demokrasi terpimpin".


Keluarga sebagai dasar.

Dan apakah jang dinamakan Demokrasi dan Leiderschap itu"? Adapun dasaraja ialah pengertian Keluarga".

..Perkataan keluarga itu berasal dari perkataan ,,Kawula" dan Warga", kata kitab itu. Kawula" berarti abdi" jang berkewadjiban mengabdikan diri dan menjerahkan segala tenaganja kepada jang olehnja dianggap Tuannja".

Sebaliknja Warga berarti ,,anggauta" jang bertanggung djawab, jang berwenang ikut mengurus, ikut memimpin dan ikut menetapkan segala apa jang perlu dilaksanakan".

..Njatalah disini bahwa sebagai Kawula" atau ,,Abdi" iapun betul² berkedudukan sebagai ,,tuan" pula. Kedua matjam kedudukan tadi (jang dalam filsafat kebangsaan kita dianggap penting dan serieus) tjukup terkenal dengan adanja istilah Kawula-Gusti", jakni bersatunja manusia dan Tuhannja".

Demikian Ki Hadjar. Pernjataan diatas tidak diberi penjelesaian lebih landjut. Tjuma dikatakannja kemudian: Kepada siapakah kita harus mengabdikan diri? Tidak lain ialah kepada kesatuan „Kawula-Gusti" tadi. Dan ini berarti mengabdi kepada keselamatan dan kebahagiaan keluarga selengkapnja. „Aku" dan "kita" bersatu padulah disini. Luluh mendjadi satu".

Dasar keluarga ini adalah dasar utama dari pada apa jang dinamakan Demokrasi dan Leiderschap" itu.

Demikianlah dasar fikirannja. Soal toleransi jang djuga di-sebut itu, sebagai Anasir jang tak boleh dilupakan" adalah sesuatu jang dengan sendirinja mengikuti pengertian „Keluarga" seperti jang dibentangkan oleh Ki Hadjar itu.


Prakteknja

Bagaimanakah pengertian „Kawula-Gusti" itu dipraktekkannja oleh Ki Hadjar? Praktek tadi dilakukan di Taman Siswa, baik dalam tjara pendidikanoja, maupun dalam organisasinja.

Dalam pendidikan Taman Siswa ini diselenggarakan sebagai berikut:

„Pendidikan Taman Siswa ber-tjita² dan menjokong berkembangnja djiwaraga anak² setjara bebas dan menudju kearah adab-perikemanusiaan", demikianlah kata Ki Hadjar dan ini disimpulkan dalam suatu peribasa ,Tut wuri andajani", jang berarti mengikuti dibelakang tetapi tidak melepaskan anak-didik kita dari pengawasan". Berdjalan dibelakang berarti memberi kebebasan kepada anak² untuk melatih mentjari djalan sendiri. sedangkan sebagai pendidik kita wadjib memberi koreksi dimana perlu, misalnja bila anak menghadapi bahaja jang tak dapat dihindarinja dengan fikiran atau tenaga sendiri" (hl. 9).

Kebebasan dari sang anak-didik ini dalam pengertian Keluarga" menurut fikiran Ki Hadjar diatas ditjakup oleh pengertian „Warga"nja, sedang tunduknja kepada petundjuk² sang pamong adalah penjolenggaraan pengertian Kawula“.


89