Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/70

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

banannja dilaksanakan, bukan sadja untuk sekedar keperluan materieel sadja. Tudjuan² jang kita kedjar itu, dikedjarnja sebagai sjarat untuk memungkinkan suatu kehidupan jang bebas dan bahagia.

DRAMATIK REVOLUSI

Tekad sesuatu bangsa untuk merobah, setjara sadar, susunan masjarakatnja serta membawanja kesatu tingkat kehidupan jang lebih tinggi memang merupakan suatu usaha raksasa jang penuh potensi dramatik.

Peralihan dari taraf kesatu ketaraf jang berikutnja, senantiasa membawa persoalan² jang menggontjangkan bagi manusia² jang terlibat didalamnja. Semua itu, seperti djuga tekad hendak madju, tentangan dan kesulitan jang dihadapinja, serta konflik² jang menjertai proses kemadjuan itu, sudah sepatutnja merupakan bahan² mentah untuk berragam-ragam karja seni. Kita sebenarnja baru pada taraf permulaan sadja, dalam menggali sumber kekajaan soal itu. Soal² jang bergandengan dengan industrialisasi, transmigrasi, urbanisasi, pembukaan tanah liar, dan pada umumnja, modernisasi kehidupan, baik didesa maupun dikota, masih kurang diperhatikan didalam sastra, drama dan seni lukis kita.

GAJA SENI DAN MASJARAKAT

Banjaklah jang telah dikatakan tentang gaja pengutjapan seni. Ada jang berkejakinan, bahwa ada gaja² jang sesuai dengan pribadi Indonesia, dan ada jang tidak. Maksudnja ialah, bahwa jang tidak sesuai itu harus ditekan. Ada djuga jang merasa bahwa hanja gaja realisme sosialislah jang tepat bagi kita. Akan tetapi: djauh dari penggambaran realitet dalam perkembangan revolusionernja² : aliran realisme sosialis ini dalam praktek mendjadi alat partai Komunis dan propaganda semata-mata untuk kepentingan sewaktu-waktu daripada politik Komunis.

Menurut pandangan kami seniman senantiasa, disamping tanggung² djawab lainnja, harus mendjaga integritetnja sebagai seniman. Djuga apubila ada pesan jang hendak dibawanja dengan karjanja, seniman itu tidak dapat melepaskan diri dari tanggung djawabnja terhadap kebenaran jang ditangkapnja itu, Bentuk pernjataan kebenaran itu, tidak dapat dipaksakan kepadanja dari luar. Dan djikalau ia merasakan bahwa kebenaran itu lebih langsung dapat diselami dengan menjimpang daripada bentuk² naturalistis atau akademia, kebebasan itu harus diberikan kepadanja.

Sebab didalam seni, deformatie stylistis hanjalah suatu alat untuk menjingkap tabir kebenaran tadi itu. Djikalau tidak, maka susutlah si seniman itu mendjadi propagandist jang berdimensi satu semata-mata,

Akan tetapi apakah seniman itu djikalau dia bebas dalam gaja pernjataan itu, tidak nanti mendjauhkan diri dari masjarakatnja dan dari tudjuan² perdjuangan masjarakat itu?

Hubungan antara seniman dan masjarakat itu memang kuat. Namun hubungan timbal-balik ini bukan suatu hubungan jang sederhana sadja. Seniman itu bukan hanja pengutjap daripada apa jang sudah hidup terang²an didalam masjarakatnja. Kedudukannja djuga dapat dibandingkan dengan ragi didalam masjarakatnja, sebab ialah jang sering mendahului perkembangan masjarakatnja, dan mematangkannja untuk perkembangan itu. Oleh sebab itu memang penting bahwa gaja pengutjapannja dapat langsung dimengerti oleh masjarakatnja djustru didalam usaha pengarahan tenaga mental sekarang ini, akan tetapi disampingnja itu, ia sering tidak selalu dapati ditangkap seketika itu djuga. Maku demikianlah ukuran “mudah dimengerti² untuk seni bukan merupakan kriterium jang muttak.