Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

serta perkembangan kebudajaan kita itu terikat pada usaha pembangunan ekonomi, artinja pada usaha kita untuk membina negara jang adil makmur dan bahagia.

Politik kebudajaan itu bertudjuan untuk merangsang, memupuk dan mengarahkan semua kekuatan mental dan spirituil ketudjuan itu.

Disini diperlukan bimbingan jang sadar dan tertudju dari pemerintah. Bimbingan ini djuga meliputi beberapa aspek organisatoris, jaitu dalam peranan jang harus dimainkan oleh pemerintah sendiri. Soal ini agaknja djatuh diluar bidang karangan ini. Tjukup disebut sadja, bahwa dalam menjelenggarakan mobilisasi mental ini, beberapa lapangan, terutama jang bersifat sosial kulturik, memerlukan suatu aanpak jang sentral oleh pemerintah, sedangkan terutama dilapangan seni lebih diperlukan suatu aanpak jang gedeseniraliceerd, jaitu bukan oleh pusat melainkan oleh pemerintah² daerah dan kota²pradja.

Demikianlah mobilisasi mental itu, bukan sadja merupakan pengerahan dan penggunaan se-effek²nja daripada tenaga menial delam melaksanakan rentjana², melainkan djuga bersifat keaktipan creatif mental dan intellektuil jang setinggi-tingginja.

Marilah kita sekarang menindjau didalam rangka umum ini, suatu soal jang chusus, jaitu revolusi kita dan seni.

REVOLUSI DAN SENI

Djuga seni tentu memegang peranan penting dalam usaha memusatkan segala perhatian atas tudjuan² revolusi jang hendak ditjapai, serta didalam mobilisasi mentalnja.

Fungsi didaktis dan propagandistis ini salah satu peranan jang wadjar, dan jang bukan remeh artinja, dan masih banjak jarg harus dan dapat dikerdjakan kearah itu. Begitu pula dalam peranan sebagai daja pengikat bangsa, sebagai pembina bangsa bantuan jang dapat diberikan oleh seni, djauh dari tjukup digunakan.

Akan tetapi, diatas semua ini, ada satu peranan lagi jang mendjadi tugas seni jaitu untuk senantiasa, didalam mendjalankan usaha pembangunan ekononi dan penjusunan kembali, daripada masjarakat kita, menjadari kita, mengingatkan kita, kepeda dimensi manusia didalamnja.

FAHAM KEMANUSIAAN INDONESIA.

Djanganlah kita lupakan bahwa didalam lingkungan kebudajaan² Indonesia manusia itu senantiasa dianggap dan diperlakukan dalam kebulatan hubungannja dengan kodrat alam semesta, dengan lingkungan masjarakatnja, dan dengan dirinja sendiri, sebagai pentjari makna kehidupan. Mustahillah bagi kita untuk menerima penurunan martabatnja sebagai manusia, mendjadi suatu unsur abstrak, jang mengemukakan satu segi daripada kebulatan kemanusiaannja sadja, seperti didalam berbagai theorie politik Barat. (den dalam hai ini Soviet Russiapun harus diperhitungkan sebagai Barat). Reduksi manusia mendjadi alat pengabdi kepada ras, kepada nogara semata-mata, atau mendjadi faktor produksi sadja, memang benar asing bagi pribadi Indonesia.

Namun usaha pembangunan ekonomi ini, dengan segala pengerahan tenaganja mau tak mau, membawa bahaja, bahwa manusia diperlakukan sedemikian ini.

Mendjaga kemanusiaan manusia Indonesia ini, mendjaga djangan sampai manusia Indonesia ini tenggelam didalam schema² dan rentjana² pelaksanaan usaha pembangunan itu, mendjaga djangan sampai ia mendjadi objek dan alat sadja, biar untuk tudjuan² jang sebaik-baiknja, seperti mempertinggi tingkat kehidupan ekonominja sekalipun itulah jang mendjadi panggilan utama bagi seni dan seniman didalam penjelesaian revolusi Indonesia itu.

Sebab djangonluh kita lupa, bahwa useha pembangunan itu dengan segala pengor-