Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

serta tjara² jang kita gunakan untuk mentjapai tudjuan² itu, akan merupakan faktor terpenting didalam perkembangan dan perwudjudan pribadi dan kebudajaan Indonesia, Dibandingkan dengan faktor² ini, maka entenglah soal² kebudajaan jang timbul dari peniruan exces² kebudajaan asing oleh angkatan muda kita.

 Disamping faktor² sosial-ekonomi ini, ada djuga faktor² lain jang setjara menentukan, akan mempengaruhi perwudjudan kebudajaan nasional kita. Faktor itu muntjul dari perkawinan antara keperluan daja-guna dengan kebutuhan kita akan keindahan didalam proses pembangunan ekonomi.

 Setiap pabrik jang akan kita dirikan, misalnja setiap gedung jang akan dibangunkan, akan meminta suatu djawaban Indonesia mengenai wudjud architectonisnja. Djawaban kita atas soal kekurangan perumahan, atas soal town-and country-planning, semuanja itu akan turut menentukan pola kehidupon kita, dan demikian pula suasana kebudajaan dan pribadi kita. Djawaban² itu akan harus dapat kita berikan dengan menggunakan tradisi² kita, bersama dengan segala kemungkinan baru jang dibuka oleh kemadjuan technologi modern, sehingga djawaban² itu dapat kita rasakan sebagai djawaban kita sendiri.

 Begitu pula dilapangan design industrieel, dari bentuk sendok sampai bentuk kursi dan pola tekstil, daja tjipta Indonesia akan turut mewudjudkan kebudajaan nasional kita.

 Oleh sebab itu, soal pembinaan kebudajaan Indonesia, soal mendjaga kebudajaan nasional, soal kembali kepada kepribadian sendiri, bukan merupakan suatu soal jang berdiri sendiri, dan jang dapat dipetjahkan sendiri. Baik deliniering, maupun pemetjahan masalah kebudajaan nasional tidak dapat dilakukan lepas dari tudjuan² pembangunan ekonomi, lepas dari tjita² kita hendak menjusun suatu masjarakat sosialis, jang adil, makmur dan bahagia.

MOBILISASI MENTAL MEMERLUKAN POLITIK KEBUDAJAAN JANG POSITIP

 Sebaliknja, kita djuga telah melihat, bahwa tudjuan² revolusi kita itu, tidak dapat ditjapai tanpa memperhitungkan dan menggunakan fakTor² kebudajaan. Bahkan untuk mengedjar tudjuan² itu diperlukan suatu konsentrasi dan pengerahan perhatian, pikiran dan semangat seluruh masjarakat kita atas tudjuan² itu, pendeknja suatu mobilisasi mental.

 Teranglah, bahwa tanpa suatu politik kebudajaan jang positip, pengerahan mental jang diperlukan tidak akan dapat tertjapai. Terang djugalah, bahwa tidak tjukup tudjuan² revolusi kita dipropagandakan. Perlulah untuk memberi arti kepada tudjuan² serta tjara² pelaksanaan program pembangunan itu, didalam rangka pandangan² hidup jang ada di Indonesia.

 Mobilisasi mental ini akan harus diarahkan menghadapi dua soal pokok.

 Disamping Lembaga² design industri! dan keradjinan tangan jang perlu didirikan dan disamping penjesuaian lembaga² seperti MIPI dan Universitas², djuga sistim pengadjaran kita pada umumnja perlu lebih di-orientasikan kepada usaha perobahan² sosial-kulturil jang diperlukan itu dalam rangka usaha pembangunan ekonomi. Tentu suatu sistim pengadjaran dan pendidikan tidak boleh hanja bersifat utilitaristis semata², namun toh sangat perlu, disamping momberikan kedjuruan dan keahlian, ia djuga memupuk nilai, molivering² dan orientari umum jang dibutuhkan untuk mendjiwai paham kemadjuan masjarakat dan dynamisering masjarakat.

 Mobilisasi mental ini tentu tidak terbatas pada lapangan pendidikan sadja. Perlu masjarakat seluruhnja diturut sertakan didalam usaha kemadjuan ita. Disinilah letaknja suatu bidang usaha jang sangat penting bagi lembaga² negara seperti RRI dan PFN.