Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rapa sifat jang tertjitak didalam pembeberan sedjarah bangsa Indonesia, jaitu terutama rasa relativitet dari segala² jang ada didalam dunia jang fana ini, dan toleransi jang mendjadi akibatnja.

Sikap toleransi ini sebagai unsur pribadi bangsa kita, kita dapati tidak sadja dalam menghadapi perbedaan antara kita sama kita, melainkan djuga antara kita dengan dunia luar. Ia djuga mendjadi akibat daripada, jang dapat kita aaggap unsur ketiga dalam kepribadian kita, ialah kapertjajaan pada kesanggupan kita sendiri untuk senantiasa menghadapi pengaruh² luar dengan suatu tjetusan kreatifilel jang baru, jang achirnja mentjernakan pengaruh² luar itu mendjadi bahan² pembinaan kebudajaan sendiri.

Ada unsur kelima dalam kepribadian kita itu, jang akan dibahas lebih djauh lagi didalam karangan ini, jaitu paham kemanusiaan kita. Inilah sangu sedjarah kepada kita sebagai bekal untuk menghadapi hari depan.

Oleh sebab itu dalam menghadapi pengaruh² kebudajaan asing, djawaban kita bukannja untuk menutup pintu kita, seluruhnja atau separoh, djawaban kita ialah dalam memungkinkan kreativitet jang lebih besar pada pihak bangsa kita sendiri.

Demikianlah kita telah dapat mendudukkan hubungar kepribadian nasional, baik dengan kebudajaan² asing, maupun dengan tradisi² kita sendiri.

Dari pangkal penglihatan ini, kita sekarang dapat menindjau soal menjelesaikan revolusi kita dalam hubungan kebudjaannja.

REVOLUSI DAN KEBUDAJAAN NASIONAL.

Kita sekarang telah menempuh djalan ke penjelesaian revolusi kita. Djalannja ialah suatu usaha perseorangan, maupun sebagai matjana, Makin lama makin kentaralah sudah, bahwa usaha raksasa ini akan meliputi semua bidang kehidupan manusia, baik sebagai perseorangan maupun sebagai masjarakat dalam keseluruhannja. Terang djugalah, bahwa pembangunan ekonomi pengorbanan besar dari bangsa kita dalam memerlukan perobahan² besar dalam adat kebiasaan dan alam djiwanja.

Oleh sebab usaha pembangunan itu hukan semata-mata merupakan suatu usaha ekonomis, melainkan terutama merupakan suatu proses perabahan sosial-kulturil, dapatlah dikatakan bahwa berhasil-tidaknja usaha pembemgunan ekonomi itu akan tergantung dari tjara bagaimana kita dapat mengatasi soal² dibidang kebudajaan ini.

Urusan prioritet dalam perentjanaan soal ketjepatan daripada kemadjuan ekonomi jang hendak ditjapai, soal memilih tjara² pelaksanaan²nja, dengan paksaan atau tidak, mau tak mau, membawa kita pada masalah² jang menentukan bagi kehidupan kita sebagai manusia. Ia membuka pertanjaan: apa arti dan maksud saja hidup.

Pengerahan modal dalam negeri akan memerlukan perobahan² jang mendalam dalam tjara² kita menabung, dalam tjara kita bersikap terhadap uang: belum lagi penjederhanaan umum dalam tjara² kita hidup sehari-hari jang diperlukan. Soal sikap terhadap kerdja, jang akan mempengaruhi productivitet kita, soal ketjepatan hidup dan bekerdja, soal perangsang² mana jang akan mengakibatkan orang bekerdja lebih keras, samua soal ini akan langsung mempunjai efek ekonomis: akan tetapi soal² ini semuanja berakar pada pandangan hidup kita.

Soal apakah kita akau menempatkan industri² kita di-kota² besar, atau didaerah pertanian, soal relasi² produksi, soal upakah kita hendak mendjadikan negara kita suatu negara industri atau tidak, soal dengan tjara apa kita akan memperkembangkan koperasi² kita, djawaban kita utas soal ini, sangat akan mempengaruhi alam djiwa dan kubudajaan masjarakat jang baru itu.

Pendeknja, tudjuan² sosial dan ekonomis daripada usaha pembangunan kita itu,