Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Maka vitalitet sesuatu bangsa djuga dapat diukur pada kemampuannja untuk senantiasa mengreinterpretasikan tradisinja dengan memberi arti dan makng baru kepada pengalaman² lama itu, sesuai dengan keperluan²nja jang baru.

KEPRIBADIAN BANGSA.

Maka demikianlah pribadi sesuatu bangsa, tidak sadja diwudjudkan oleh pengalaman² jang sudah, ia bukan sadja merupakan anggapan daripada tjara² penghadapan serta penjelesaian sesuatu bahasa dengan masalah²nja dibari-hari jang sudah. Ia djuga ditentukan oleh tjita² hari depannja, serta oleh kesanggupannja untuk memberi djawaban² jang baru, jang tidak terdapat didalam endapan jang lama itu, atas persoalan² jang baru pula.

Pendeknja jang dinamakan pribadi bangsa itu bukanlak sesuatu jang statis, melainkan didalam continuitet sedjarahnja, dynamis sifatnja senantiasa berobah dan berkembang, sesuai dengan keperluan bangsa itu serta vitalileitnja, Maka berkat kesanggupan inilah kebudajaan sesuatu bangsa senantiasa dapat berkembang dan memperbaharui diri, Perlu agaknja hal ini ditegaskan, djangan sampai kita tersesat dalam menggunakan pengertian pribadi bangsa ini sebagai pedoman dalam menghadapi permasalahan kita ini.

KEPRIBADIAN BANGSA SEBAGAI KEDOK.

Didalam sedjarah kita melihat bahwa suatu appeal kepada “mendjaga kemurnian kepribadian bangsanja" sering digunakan oleh kaum kolot jang bermusuhan terhadap segala sesuatu jang baru, biar dia datang dari luar, maupun sebagai hasil perkembangan sendiri, Sesudah revolusi Perantjis, kaum Royalistlah jang pertama-tama menggunakan slogan kepribadian Perantjis itu dengan maksud meniadakan hasil² daripada revolusi Perantjis.

Pada waktu Soviet Unie mulai membangun masjarakat Sovietnja, ia tidak menggunakan slogan "pribadi Rusia", melainkan usaha pembangunan mereka semata-mata ditentukan oleh bajangan hari depannja, seria tudjuan² jung dikedjarnja. Hanja kaum pelarian Rusialah, kaum emigre jang bermimpi tentang Ibu Pertiwi Rusia jang kudus itu.

Kedua tjontoh ini tjukup menggambarkan betapa perlunja kita mendjaga, djangan sampai kekolotan dan kepitjikan alias "kleinburgerlijkheid" menjembunjikan diri dibelakang kesetiaan kepada pribadi bangsa², sehingga dalam menghadapi persoalan² zaman baru terikat tangan kita, dan tertjegah kita dalam mengedjar tudjuan² kita. (Suatu tjontoh lain daripada penjalah gunaan istilah "peribadi Indonesia" kalah agitasi kominis lerhadap unsur² kebudajaan Barat, sebagai bertentangan dengan pribadi Indonesia. Akibatnja ialah bahwa hanja unsur² kebudajaan negara komunislah jang patut diterima). Maka demikianlah dapat dikatakan bahwa kepribadian sesuatu bangsa hanja terang garis² bentuknja apabila kita menoleh kebelakang, sedangkan apabila kita memandang kedapan, kepribadian bangsa itu terutama tertandas oleh bajangan hari depannja, serta keberanian dan kesanggupan bangsa itu untuk mengedjar tjita²nja. Dan didalam pengedjaran itulah terkembang pribadinja.

WUDJUD KEPRIBADIAN INDONESIA

Meskipun demikian, menjelami sedjarah perlu djuga, jaitu untuk menemukan didalamnja beberapa unsur kepribadian kila jang akan turut mempengaruhi tjara penghadapan kita dengan masa sekarang dan hari depan kita. Ternjatalah, bahwa wudjud kepribadian Indonesia ini tidak terletak dalam tjara² tertentu, melainkan dalam bebe-