Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

  ― Dia harus bersih seperti kau. Tidak berkubang dengan lumpur. Kami tidak bisa melarang dia, dia hilang dari pagi hingga sore tidak pernah merasa lapar. Dia terus bergumul dengan badjak.

  ― Karena dia tjinta padanja. Sebab itu kau djangan pisahkan dia dari tanah ini. Biarlah aku sendiri melakukan perdjalanan jang tak sedikitpun aku tjintai. Aku melakukan pekerdjaanku karena memang demikian aku harus berbuat, lain tidak, kata lakilaki.

  ― Ori, tibatiba anak itu memanggil.

  ― Mau apa kamu ? djawab lakilaki itu.

  ― Besok Ori harus melihat sawah kami, minta anak itu.

  ― Kau takboleh main lumpur lagi. Nanti Ori taksuka pada kau, kata ibunja.

  ― Tapi Ori suka pada lumpur, kata anak itu

  ―Ja, aku suka, djawab lakilaki itu. Aku suka pada sawah.

  ― Dan besok kita membadjak, kata anak itu.

  ― Tidak, larang ibunja. Kau tak boleh bermain lumpur. Kau harus ikut bersama Ori kekota, kata perempuan itu.

  ― Kekota ? Tanja anak itu tak mengerti. Ori, dikota ada badjak. takada sawah, katanja lagi.

  Mendengar djawaban anak itu demikian lakilaki jang dipanggil Ori itu lalu berkata kepada ibunja :

  ― Sudahlah, Witi, djangan paksa djuga dia. Anak itu lebih senang disini. Dia tjuma tahu tanah, ladang dan lumpur. Dengan tak kau sadari lama dan lingkungannja telah lebih dulu mendidik dia supaja mentjintai suatu jang patut ditjintai. Dengan tak kau ketahui, dengan tak kau adjari anak itu tumbuh dan membentuk dirinja mentjintai pekerdjaan jang diadjarkan lingkungannja. Anak itu main sawahsawahan dan berkubang dengan lumpur karena ia takbisa berbuat lain dari pada itu. Apa patut kita merenggut dia dari sesuati jang dia tjintai ? Tentu sadja tidak bisa, bukan ?

  ― Tapi dia takboleh berada disini sadja, kata perempuan itu. Karena itu kau harus bawa dia kekota. Disana dia akan berkenalan dengan sesuati jang belum dikenalnja.

  ― Dan kau pikir dia akan mentjintainja ?

  Aku pikir demikian, karena disana djuga ada tanah, kata perempuan itu.

  ― Tapi dikota dia takbisa berbuat seperti disini. Tanah kota tanah lain. Alam kota alam lain.

  ― Djusteru karena itu. Dia harus berbuat sesuatu jang lain dari disini, kata perempuan itu.

  ― Anak itu takakan betah disana, kata lakilaki jang dipanggil Ori itu lagi.

  ―Itu kata kau.

  ― Aku takingin dia melakukan pekerdjaan lain selain dari pada apa jang dilakukannja sekarang. Dia tjinta tanah ini karena demikianlah diadjarkan alam padanja. Dana alam lebih djudjur dari kita.

  Tapi dia harus pintar seperti kau.