Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Aspirasi nasional tidak hanja timbul sebagai reaksi terhadap isolasi ekonomis dan sosio-kulturil jang ditjiptakan oleh politik kolonial Barat, tetapi djuga karena dorongan kuat mendjundjung tinggi deradjad bangsa. Idealisme itu telah berkembang dengan subur pada djiwa perseorangan, seperti pada R.A. Kartini dan kaum madju jang mempunjai pandangan djauh kemasa depan. Dari hubungan dan pengaruh jang timbal balik dari pikiran dan perasaan jang idealistis itu, timbullah dengan kuat paham, perasaan, kemauan bersama kearah emansipasi dan solidaritet.


Terlepas satu dari jang lain, dari beberapa pihak pada tahun 1908 ada seruan dan adjakan untuk bersatu padu dan berkumpul untuk memperdjuangkan kemadjuan bangsa. Di Semarang tiga orang wanita R.A. Roekmini, A.A. Kartinah dan R.A. Soematri menjebarkan seruan kepada seluruh bangsanja untuk berdjuang bagi evolusi Disesalkan bahwa oleh kaum muda jang mentjita-tjilakan kemadjuan belum mempunjai perserikatan, sehingga belum dapat bertindak dengan kekuatan dan mengadakan pergerakan jang tidak dapat diabaikan begitu sadja, Kaum muda kurang saling mengenal dan tidak mempunjai ikatan, maka diadjaknja untuk membentuk perhimpunan, supaja dapat memperdjuangkan tjita2 sutji dan mendjundjung bangsa.


Idee sudah diutjapkan dan tidak lama kemudian tampak sebagai suatu kenjataan. Inisiatif telah diambil oleh peladjar-peladjar sekolah dokter Djawa di Djakarta. Pada hari historis 20 Mei 1908 didirikan oleh mereka suatu perserikatan, bernama Boedi Oetomo jang diketuai oleh Soetomo. Pada prinsipnja diputuskan untuk membentuk suatu inti dari perkumpulan umum di Djawa. Gagasan itu segera mendapat persetudjuan dan pengikut dikalangan peladjar sekolah menengah, jaitu Sekolah Pertanian dan Sekolah Kehewanan di Bogor, Sekolah Menak di Magelang dan Probolinggo, Burgeravondschool di Surabaja dan Sekolah2 Guru di Bandung, Jogjakarta dan Probolinggo. Penerimaan anggota dibatasi dan jang diterima hanja mereka jang mempunjai keinsjafan dan enthousiasme untuk mendukung dan mementjarkan idee itu. Meskipun tidak dilakukan propaganda sotjara besaran, dalam satu triwulan djumlah anggauta sudah mendjadi 650 orang, diantara terdapat banjak kaum terpeladjar, pegawai pamong-predja dan swastawan.


Dalam sirkuler jang disiarkan oleh sekretaris pertama B.O., Soewarno, ditjantumkan tudjuan Perserikatan Umum Djawa itu, ialah memperdjuangkan perkembangan harmonis Nusa dan Bangsa. Meskipun perhatian terutama dipusatkan pada kaum Bumiputra sebagai anggauta, tetapi tidak ada maksud mengasingkan golongan lain dan tidak di adakan perbedaan bangsa, djenis kelamin dan agama. Semua pihak jang menaruh simpati terhadap kemadjuan Nusa dan Bangsa Indonesia diundang supaja menghadiri kongres pertama jang diadakan di Jogjakarta pada 4 dan 5 Oktober 1908.


Pada kongres nasional jang pertama itu akan dibentuk suatu pengurus sentral jang akan memimpin perkumpulan kearah jang di-tjita2kan dan untuk menghindari perpetjahan tenaga. Disamping itu akan ditetapkan Anggaran Dasar jang definitif, jang kemudian akan dimintakan perseludjuan Pemerintab. Akan dipersoalkan bagaimana pendirian perkumpulan terhadap penerimaan orang bukan Djawa sebagai anggauta. Masih banjak lagi pokok pembitjaraan jang tertjantum dalam agenda.


Sambutan terhadap kongres itu hangat dan haibat ! Peristiwa ini dipandang sebagai kedjadian jang penuh kesungguhan dan menggembirakan, suatu fase dalam evolusi jang penting. "De Javaan ontwaakt!" dikatakan oleh beberapa surat kabar Belanda. Dipandangnja sebagai gedjula-gedjala dari suatu kehidupan baru atau renaissance. Organisasi kongres berdjakan dengan beres, perbantahan pers Barat teratur, maka sebagai kongres memberi kesan jang baik kepada bahasa pengantarnja ketjuali bahasa Djawa dan Melaju, djuga bahasa Belanda. Inti persoalan sesungguhnja berkisar pada


23