Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kemadjuan mendjiwai seluruh uraiannja dau dengan tak djemu-djemu diutarakan tjita²nja ialah memberikan kebahagiaan kepada bangsanja.


Surat² itu menjingkap pula perkembangan djiwa R.A. Kartini pada moment² hidup jang sangat penting. Setelah tamat beladjar sekolah rendah sebenarnja ingin mengikuti djedjak temannja Letsy, untuk meneruskan peladjaran kesekolah guru di negeri Belanda, akan tetapi adat harus ditaati dan telah ditentukan nasibnja, jaitu mendjadi seorang Raden Aju, maka harus mendjalani hidup terkurung dan terasing dari dunia luar serta disembunjikan terhadap mata kaum pria. Masih banjak lagi keketjewaan jang dihadapinja. Harapan untuk mendjadi guru pada sekolah untuk anak² perempuan para bupati, tidak dipenuhi, oleh karena usul Mr Abendanon mendirikan sekolah itu ditolak Pemerintah berdasarkan keberatan² jang diadjukan oleh sebagian besar para bupati. Idealisme R.A. Kartini terkenal pula di negeri Belanda, sehingga seorang anggota Parlemen, Van Kol., bersedia mengusahakan beasiswa untuk peladjarannja beserta adiknja, Roekmini, di negeri Belanda. Rentjana inipun gagal. Kemudian diadjukan usul agar mereka dapat meneruskan peladjarannja di Djakarta, hal mana mendapat persetudjuan penuh dari Pemerintah. Akan tetapi inipun tidak terlaksana, sebab R.A. Kartini akan diperisterikan oleh bupati Rembang, Raden Adipati Djojo Adiningrat, seorang bangsawan jang telah mendapat pendidikan di Eropa dan sangat madju pendiriannja.


Apa jang menentukan arah hidup R.A. Kartini sesungguhnja dapat dikembalikan pada dua hal:

  1. Idealime jang tinggi dan sutji terhadap bangsa.
  2. Tjinta-kasih jang mesra kepada orang tuanja.


Idealisme sutjį tumbuh dengan suburnja dalam djiwa R.A. Kartini karena pendidikan dan pergaulannja menunjukkan kemadjuan peradaban Barat serta perbedaannja dengan tingkat peradaban masjarakat Indonesia jang dalam berbagai-bagai lapangan sangat terbelakang. Dilihatnja posisi sosial kaum, wanita Eropa, dikenalnja paham² dan norma³ Barat dan diinsjali bahwa pengetahuan Barat mendjadi faktor utama dalam memperkembangkan masjarakat kearah kemadjuan.


Dalam pada itu dengan tegas ditundjukkan oleh R.A. Kartini dimana tempat dan apakah peranan peradaban Barat dalam pergerakan kemadjuan bangsa Indonesia.senantiasa ditekankan, bahwa pendidikan dan pengadjaran Barat serta pengetahuan Bahasa Belanda merupakan alat utama untuk mentjapai kemadjuan. Bahkan lebih dari itu, R.A. Kartini sangat suka akan bahasa Belanda jang mendjadi sumber kenikmatan baginja, sebab membuka banjak keindahan. Kemahirannja dalam pemakaian bahasa itu sangat mengagumkun dan mendjadi pudjian. Sebaliknja karena perasaannja kebangsaan R.A. Kartini menegaskan bahwa pengetahuan bahasa Belanda hanja mendjadi alat beluka, sekali-kali bukan tudjuan! Disamping mendjadi alat untuk mempeladjari pengetahuan Barat, djuga berguna untuk memperkenalkan bangsanja kepada bangsa Eropa. Membatja bahasa Belanda dan meniru tjara² Belanda. jang mendjadi suatu „vernia" sadja, sangat dibentjinja.


Pendirlannja terhadap kebudajaan Barat tidak kurang tegasnja. Diinsjatinja bahwa dalam kebudajaan Barat terdapat banjak hal² jang dapat memperkaja kehidupan bangsa Indonesia, maka dengan penuh kesadaran kaum muda perlu mentjeburkan diri dalam pergerakan kearah kemajuan dengan mempergunakan pengetahuan Barat. Kalau pada satu pihak konservatinja dengan adat-istiadat kolot merintangi kemadjuan, pada pihak lain kemandjuan dan perubaban tidak terletak pada soal berbahasa Belanda, bertatasusila Belanda atau berpakaian Barat. „Bukanlah warna kulit, bukan pakaian atau tata-tjara, bukan bajunja jang menentukan peradaban, tetapi watak dan kesutjian djiwa!" demikianlah pendarian R.A. Kartini.