Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/200

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dengan Darwin jang menerangkan evolusi monusia itu dengan menundjukkan sifat²nja jang berubah, jaitu sifat² jang tidak berguna dalam perdjuangan untuk hidup ditinggalkannja. Penggabungan diri kedalam suatu kesatuan sosial menurut Darwin adalah atas dasar penggabungan diri dengan golongan jang dirasanja lebih kuat daripada golongan lain jang sedang berdjuang melawan golongan itu, Dalam rangka ini manusia senantiasa memilih golongan atau kelas jang Jebih kuat, karena manusia selalu terdorong untuk mempertahankan hidupnja. Tetapi teori Darwin ini akan membangunkan suatu masjarakat tertutup (societe close) dalam mana anggota² masjarakat itu mendapat tekanan, Anggota suatu masjarakat tertutup ini mendapat bagian pekerdjaan di-tengah² masjarakatnja sebagai paksaan. Menurut Bergson moral jang berlaku disebut moral tekanan (morala de Ia pression), jang bersifat impersonal dan individualis, Adu liga tjiri jang dapat Jilihat didalam masjarakat tertutup ini :

  1. masjarakat itu akan menudju kearah mempertahankan kebiasaan² sasial,
  2. masjarakat itu akan mengadakan identifikasi antara slaku individual dengan slaku sosial,
  3. masjarakat itu akan merupakan kesatuan sosial jang terbatas dan tidak dapat memiliki moral jang merupakan kekuatan kemanusiaan total karena susunan sosialnja jang merupakan akibat sebagian besar dari keharusan mempertahankan diri. 5)


Menurut Bergson hal ini ditimbulkan oleh kenjataan, bohwa moanrusia dalam tertjampak ditengah² masjarakatnja itu terlalu intelektualis, jaitu mentjoba berhubungan dengan sesama anggota masjarakatnja dengan djalan mempergunakan pengertian² jang mati. Dengan etika ini Bergson mentjoba menggulingkan krilikisme Kani (1724—1604) jang merumuskan, bahwa pandangan tanpa pengertian adalah buta, pengertian tanpa pandangan adalah hampa. Demikianlah Bergson jang tidak mau diikal oleh pengertian² mentjari djalan sendiri menudju kepada hakikat segala sesuatu. Tetapi penolakannja terhadap intelektualisme tidak djarang mendapat salah-paham, Memang, Bergsen menolak inteligensi dalam melakukan pendekatan kepada kenjataan. Ber-kali² ia menjatakan penclakannja itu, terutama dalam "L'evolution creatrice”, bahwa inteligensi itu mentjari. Kanjataan itu menurut Bergson kanja dapat ditersukan oleh instink, tetapi jang terachir ini tidak akan mentjari. 6), Dalam keterangannja dari rumusannja itu Bergson mengatakan, bahwa inteligensi itu hanja melakukan pembentukan² dan tidak dapat menangkap isi kenjataannja. Oleh karena itu inteligensi jang dimaksudkan oleh Bergaon ini oleh J. Benda disebutnja inteligensi diskursif, 7) Inteligensi diskursif dapat djuga kita sebut dengan inteligensi suksesif, jaitu inteligensi jang menangkap suatu idea tertentu setjara logik ber-turut² menangkap suatu idea tertentu lainnja dan membentuk suatu gambaran pikiran dari bagian demi bagian. Umpamanja dalam ilmu-pasii kita menangkap suatu bentuk segitiga berturut² setelah kita menangkap bahwa djumlah dua sudutnja adalah supplemen dari suduinja jang ketiga, maka kita menangkap, bahwa djumiah ketiga sudut segitiga tersebut adalah 190 deradjat. Dalam arti jang luas maka inteligensi diskursif selama hanja menghasilkan pengertian? belaka merupakan pertentangan inteligensi intitutif jang tidak memandang ebjeknje dengan akal-pikiran, melainkan dengan pandangan (Ansehauung). jang terochir ini menurut Bergson berhasil memahami


____________
5) LM. Bochenski, Geschiedenis der hedendaagse Europese Wijsbegecrte, Vert. Marchel Duchateau, 1952, pp. 128-129. 6) Da scheppende evolutie, p. 208. 7) Julien Benda, Sur le succes du Bergsonisme, Precodg d'une response aux defenseurs da la doctrine. Paris, 1924, p. 108.