Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/199

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sebagai seorang literator dengan gaja jang hidup, kritik jang tadjam dan penuh satyre. Dalam bukunja "Pragmatism" (1907) kelihatan sekali paralelisme dengan Bergson, meskipun "L'évolution creatrice" terbit ditahun jang sama, jaitu, bahwa akal-pikiran hanja tepat untuk tindakan² pratik.


Hanja bedanja dalam hal akal-pikiran tidak berhasil mentjapai tudjuan tertentu, umpamanja mentjapai tindaka manusia, James mempergunakan istilah belief" sedang Bergson "intuition".


Masih harus disebut lagi sebuah bukunja jang sangat penting, jaitu "Les deux sources de la morale et de la religion" (1932) jang dapat kita pandang sebagai etika dan falsafah agama. Dengan ini sebenarnja kita telah tjukup menggambarkan riwajat hidup Bergson, tetapi kiranja tidak boleh disampingkan kumpulan tjeramahnja jang sebagian dibukukan dalam "L'énergie spirituelle" (gaja rohaniah) (1919) dan sebagian lagi dalam "La pensée et le mouvant" (pikiran dan gerak) (1934). Disamping itu dapat djuga disebut studinja tentang arti komik "Le tire" (Kelawa) (1900) dan sebuah bukunja lagi "Durée et simultanéité" (kelangsungan dan kemauan bebas) (1922).


Bergson meninggal pada tanggal 4 Djanuari 1941 didekat Paris.


TITIKPUSAT ALAM-PIKIRAN BERGSON

Sedjak "Essai sur les données immediates de la conscience" hingga "Les deux sources de la morale et de la religion" Bergson selalu kembali kepada tema jang sama jaitu perdjuangan hidup menentang setiap rintangan jang menghalanginja. Tetapi perdjuangan hidup ini bukanlah "Struggle for Life" jang didjadikan sembojan oleh Charles Darwin (1809-1882), melainkan suatu "élan vital". Berbeda dengan Darwin jang mentjari ketenangan hidup itu pada materi Bergson mengambil pangkal bertolak jang sebaliknja daripada itu, materi adalah djustru jang merintangi hidup. Monurut Bergson maka inteligensi adalah materi dan karena itu inteligensi jang bersifat diskursil itu tidak dapat nenangkap hidup. Inteligensi diskursif hanja dapat menangkap suatu ekstensi tetapi tidak suatu eksislensì. Suatu ekstensi selalu dilandai oleh dimensiĵnja. Penangkapannja oleh inteligensi diskursil menghasilkan pengertian², definisi², dsb. jang mati. Penangkapan oleh inteligensl diskursif ini bersifat membatasi kenjataan, bukannja memasuki kenjataan itu. Hal ini dinjatakan oleh Bergson tatkala ia merumuskan, bahwa ada dua matjam tjara pengetahuan untuk menangkap sesuatu benda. Tjara jang pertama dengan djalan mengelilingi benda itu; dan tjara jang kedua dengan djalan memasuki benda itu. Tjara jang pertama bergantung kepada pendirian, dimana kita menempatkan diri dan bagaimana kita menjatakan simbol²nja. Tjara jang kedua tidak bergantung kepada pendirian itu dan tidak pula kepada pernjataan simbol²nja. Pengetahuan jang pertama terbatas pada sesuatu jang relatif, berbeda dengan pengetahuan jang kedua, pengetahuan mana memasuki sesuatu jang mutlak 3).


Rumusan ini memerlukan pendjelasan, karena Bergson mempergunakan istilah¹ jang mungkin agak asing bagi kita. Masing² dari semua kita ini sebagai anggota masjarakat hidup di-tengah² masjarakat. Dalam kehidupan itu kita bagai unggunan semut lajaknja ber-sama² bekerdja. Dalam keadaannja jang wadjar kehidupan itu tidak terdjadi oleh adanja lindak saling membinasakan, melainkan oleh penjenderungan bersama sebagal sualu kesatuan sosial, jang tidak ditentukan oleh sifat dari anggota²nja, melainkan oleh tendensinja, oleh evolusinja. 4). Pandangan Bergson ini bertentangan

_____________
3) La Pensée le mouvant pp. 177-178.
4)De Scheppende evolutie, vert. W.G. de Marez Oyena, p. 155 4 #n