Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/189

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rah bangsa Indonesia, dengan lembaga2 dan organisasi dari masjarakat Indonesia. Inilah sosialisme a la Indonesia, menurut Presiden Soekarno.

Apa jang diuraikan diatas merupakan precmises, merupakan landasan, didalam usaha kita untuk menentukan dimana tempat dan darma inisiatip swasta. Uraian ini tidak bermaksud menelaah tjotjok tidaknja sosialisme a la Indonesla untuk pembangunan perekonomian kita. Maksud uraian ini ialah, mentjoba menempatkan perusahaan swasta didalam perekonomian kita, didalam rangka ekonomi terpimpin, menurut sistim sosialisme a la Indonesia.

II. EKONOMI DIDALAM SISTIM SOSIALISME

Baiklah kila berhenti sedjenak untuk memberikan pembalasan apakah ekonomi itu. Bermatjam2 ijorak warna dari definisi jang diberikan kepada ekonomi sebagai ilmu pengetahuan, jang satu dengan lain berbeda. Barangkali ada betulnja katą seorang sardjana, jang mengalakan: „Economics is what you defined as economics". Bertengkar definisi tidak ada gunanja. Ilmu ekonomi adalah apa jang dikatakan sebagai ilmu ekonomi. Oleh karena itu, baiklah kita mengambil salah satu dari bermatjam-matįam definisi itu dan dari sana kita mulai mengadakan deduksi. Andaikan sadja bahwa ekonomi itu kita pandang sebagai suatu pengetahuan. jang menata-karya (administration) sumber2 (resources) untuk memenuhi kebutuhan manusia, jang adanja serba terbatas. Tjaranja suatu bangsa menata-karya sumber2 itu ditentukan oleh tingkatan kebudajaannja, susunan masjarakat dan lembaga2 jang ada didalam masjarakat Itu. Barang2 dan djasa manakah jang diperlukan untuk kebutuhan, sangat ditentukan oleh kemadjuan kebudajaan masjarakat itu. Kebutuhan orang2 Indonesia pada djaman Madjapahit umpamanja sangat berbeda dengan apa jang kita buluhkan pada pertengahan abad kedua puluh ini.


Demikian pula apa jang diproduksi bagaimana membagikannja kepada warga negara, semua itu ditentukan oleh organisasi sosial dan lembaga-lembaga sosial jang ada pada waktu itu.


Didalam sistim perekonomian jang tertentu, tata-karya dari sumber itu tadi dilakukan oleh bermatjam-matjam kosatuan2, jaitu oleh perseorangan, oleh keluarga, oleh perusahaan-perusahaan atau oleh Pemerintah, Kesatuan² itu dapat kita namakan kesatuan ekonomi (economic units). Kesatuan2 ini menguasai sedjumlah sumber2 pemenuh kebutuhan, jang menurut kebutuhan dapat dipergunakan untuk produksi, untuk dipergunakan konsumsi alau untuk ditukarkan dengan sumber2 lain jang dipunjal oleh kesatuan ekonomi lainnja.


Adapula pembagian lain, jang didasarkan pada peranan jang didjalankan oleh kesatuan ekonomi itu dan tudjuan jang dikedjamja didalam suatu perokonomlan. Kosatuan jang semata-mata bertudjuan untuk melakukan konsumsi. Kesatuan itu umpamanja adalah keluarga. Tentu mungkin djuga bahwa suatu keluarga itu melakukan djuga produksi atau perdagangan, seperti jang kita lihat didalam keluarga petani umpamanja, akan tetapi tindakan produksi atau dagang itu adalah semata-mata bertudjuan untuk dapat momenuhi kebutuhan dari keluarga itu.


Kesatuan ekonomi lainnja umpamanja bertudjuan untuk mengumpulkan untung, jaitu selisih dari djumlah uang jang dikeluarkan untuk membeli sumber2 itu dengan apa jang diterimanja daripada hasil pendjualan dari sumber2 itu. Kesatuan2 sematjam ini, jang tudjuannja ialah untuk mengumpulkan keuntungan, dinamakan perusahaan (business enteprises atau firms). Kesaluan ekonomi jang ketiga adalah jang dinamakan perusahaan2 djasa Pemerintah (utiliteitsbedrijven atau public service), jaliu perusahaan Pemerintah jang tudjuannja memenuhi sua.u djasa (service) jang tertentu, seperti Djawatan Soda Garam, Djawatan Kereta Api, dsb. Di Indonesia perusahaan ini diatur didalam Indische Bedrijven Wet