Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/186

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ngan lebih banjak kontemplasi dan meditasi, dengan dichterlijke aanschouwelijkheid jang membutuhkan djarak untuk objektivisasi. Diperlukan djarak, dan dari situ digerakkanlah suatu proses persepsi jang bermotif utamakan sinandung, pengutjapan kepenjairan dengan nafas pandjang. Sadjak² Toto mempesona dengan kata² kesukaannja...... manis sedang sadjak² Rendra dengan kata² pudjaannja...... mama!

Tegasnja, sedjak tahun 1955 puisi Indonesia telah dimasuki oleh satuan² puisi jang baru pula. Dan hal ini adalah wadjar sadja. Kila tidak dapat mengadjukan tuntutan, agar kelandjutan dari hidup kesusasteraan kita harus berorientasi mutlak kepada sesuatu konsepsi tertentu jang dipatjakkan pada suatu waktu tertentu pula. Paling kuat, konsepsi itu bisa mendjadi salah satu dari sekian unsur kebudajaan, unsur kesusasteraan, jang akan terdapat pada karja² selandjutnja. Ini, bila konsepsi itu baik. Bila tidak, maka ia akan sirna, untuk selamanja.

Dan didalam kurun waktu jang mulai dengan tahun 1960 ini, kita jakin, bahwa proses itu akan lebih landjut lagi. Bergantung dari dajatahan pesan kebudajaan jang dipunjai dan diwariskan oleh Angkatan 45 itu sendirilah, apakah kita dimasa datang akan masih melihat adanja pengaruhnja pada karja² jang akan datang. Kita bagi diri kita sendiri berkejakinan penuh, bahwa Angkatan 45 dalam lapangan sastra telah merupakan halaman jang kita lampaui.

Sadjak² jang disuguhkan kepada kita kini, althans sedjauh ini ada pada segelintir sısa² madjalah kebudajaan jang masih ada dan tahan landjut terus, ada didalam status jang sangat menjedihkan. Tak tampak adanja suatu rangsang baru. Tak tampak adanja suatu pentjernaan baru. Bahkan, beberapa dari tokoh puisi kita jang terpenting itu, sudah lama tak menghasilkan apa² lagi. Nama mereka tjuma tampil lagi dibawah sekian tjerprn, sadjak atau bahkan - artikel² jang djauh menjeleweng dari puisi, seperti artikel² politik, ekonomi, keilmuan, hanja sebagai penterdjemah ! Dan kalaupun nama mereka tampil sebagai pentjipta, pada umumnja karja² mereka itu sudah tak memiliki kesegarannja lagi. Karja itu merupakan tak lebih tak kurang pengulangan mereka sendiri sadja, lagipula pengulangan jang bor-tele², dan oleh sebab itu memuakkan sadja.

Ini semuanja hanja djadi tanda, betapa djauh sudah Angkatan 45 ditinggalkan. betapa tingginja sudah alang² diatas kuburan Chairil Anwar di Karet, dan betapa besarnja dirasakan kebutuhan untuk hadir disuatu angkatan jang baru, disuatu kegairahan kesusasteraan jang baru.

Marilah kita mentjoba menduga djalan pikiran untuk pengaktuilan tersebut. Pendugaan, jang terlebih merupakan tafsiran dan pendapat kita dari sudut kesusasteraan chususnja, kebudajaan umumnja, didalam perlautanaja dengan soal' lain, seperti politik.

Tanggal 17 Agustus 1945 adalah suatu peristiwa pengalaman jang penting. Peristiwa ini merupakan titik kulminasi dari sederet pengalaman sebelumnja, jang berupa tindakan² pribadi maupun kolektif, masing² bortjap, atau ingin ditjap, sebagai nasional. Peristiwa ini telah mentjetuskan sekian daja dari dalam diri kita, daĵa jang sadar, tapi djuga jang tak sadar. Dan tjampuran daja, tindakan, perasaan dan pikiran jang sadar dengan jang tak sadar Ini, ditanggapkan sebagai suatu brutokracht, jang telah berhasil membuat pentjetusan itu pada dirinja berhasil, dan berhasil memberi kemerdekaan kepada kita sebagai bangsa, sebagai negara.

Brutokrachi ini mempunjai segala charmenja sebagai brutokrachi. Dia dipandang sebagai pengungkapan tanpa perhitungan, tanpa kalkulasi mengenai keselamatan tubuh dan harta benda. Tanggal 17 Agustus 1945 telah memberikan kesempatan kepada bangsa kita untuk memperoleh pengalaman jang total, dimana segala ingin dan telah diberikan. segala ingin dan telah dirasakan, segala ingin dan telah dikorbankan.

Dibidang kebudajaan, tanggal tersebut telah merupakan gerak jang mendjadi pemula dari satu kedjadian kebudajaan. Kemerdekaan, jang selama ini mendjadi projeksi