Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/133

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mana pada suatu ketika warga2negara Jahudi dipandang sebagai „kambing hitam", jang bertanggung djawab untuk keadaan kemasjarakatan jang buruk. Keadaan2 kemasjarakatan jang kurang memuaskan dengan sendirinja mentjiptakan pelbagai tekanan2 psychis bagi anggauta2 masjarakat jang bersangkutan. Dalam ilmu djiwa kita menganggap, bahwa pelbagai gedjala psychis jang diperlihatkan seseorang patutlah memperoleh sematjam penjaluran, demikianlah djuga tekanan2 psychis jang kita alami. Bila kita susah, kita mengeluh atau kita menangis, bila kita gembira kita ter-tawa2 ter-bahak2, (ataupun kita me-lompat setinggi langit. Ada orang jang tertawa walaupun ia berada dalam keadaan susah......... Ia hanja hendak memperlihatkan kepada dunia luar, bahwa sebenarnja ia tidak susah. Orang jang sedemikian dapat menjembunjikan perasaan2nja dengan baik. Tetapi pada umumnja tiap² perasaan jang kita kandung mengalami penjaluran2 tertentu.

Demikianlah djuga halnja dengan tekanan2 psychis jang kita alami dalam keadaan2 kemasjarakatan jang buruk. Keburukan kemasjarakatan itu menimpa djiwa kita, setjara psychis kita menderita dan dengan sengadja atau tidak sengadja kita mentjari sebab-musabab untuk penderitaan kita itu. Atjapkali sebab musabab" jang kita kemukakan itu, tidak berdasar atas kenjataan, tetapi merupakan sebab musabab semu2 belaka. Bagi ahli ilmu djiwa gedjala ini dapat dimengerti, sebagai sesuatu hasrat untuk mengadakan penjaluran.

Keadaan ekonomi rakjat Djerman sesudah perang dunia pertama sangat tidak memuaskan.......... harga barang2 kebutuhan se-hari2 mendaki, pengangguran meningkat, kedjahatan bertambah, pokoknja rukja mengalami pelbagai tekanan psychis. Di Djerman ketika itu ada sesuatu lapisan masjarakat ketjil, jang dalam bidang ekonomi memegang peranan penting sekali. Golongan ini, walaupun ketjil, adalah golongan jung terkaja: mereka memiliki perusahaan2 jang penting dan pada umumnja pengaruhnja dalam bidang ekonomi Djerman tjukup besar. Golongan ini adalah golongan warganegara Jahudi, jang pada hakekatnja tidak begitu disukai oleh lapisan masjarakat lainnja.

Antipati terhadap kaum Jahudi ini sangat meningkat, demi keadaan masjarakat semakin bertambah buruk. Keadaan ini semakin di-gembar-gemborkan oleh partai Nazi, jang muntjul ketika itu dan pada sesuatu ketika timbullah sesuatu aksi desas-desus jang sengit, jang sangat mem-buruk'kan nama orang Jahudi. Merekalah jang bertanggung-djawab untuk keadaan ekonomi negara, mereka selalu hendak mengedjar kepentingan diri sendiri, schingga kepentingan negara selalu terdesak, merekalah pokok tiap2 kesialan dalam masjarakat Djerman, mereka patut diusir dan dibasmi. Desas-desus ini sedemikian meningkatnja, sehingga pada sesuatu ketika timbullah benar2 aksi2 untuk membasmi orang Jahudi. Kita semua tahu, bahwa sebagian besar penduduk Jahudi di-negara2 jang pernah diduduki tentera Djerman itu, telah dibasmi. Di Djerman sendiri, dinegeri Belanda, di Perantjis, Belgia, dll. tidak seberapa lagi orang Jahudi jang ada . . . . . Mereka dimasukkan kedalam kamp konsentrasi, dirana dalam ruangan2 tertentu, jang tertutup, dapat dimasukkan gas dan dimana ber-puluh umat manusia sekaligus dapat dibuat tidak bernjawa. Menurut angka2, jang dipublikasi sesudah perang dunia kedua, djauh lebih banjak orang meninggal dalam kamp tawanan Djerman itu, daripada djumlah tawanan dan tahanan jang meninggal dalam kamp2 Djepang. Malapetaka besar jang menimpa bangsa Jahudi itu untuk sebagian besar berpangkal atas sesuatu propaganda dan perang desas-desus jang dengan sengadja ditjiptakan oleh penganut2 Nazi Djerman.

Dalam sedjarah purbakala djuga kita lihat peranan penting jang dipegang oleh desas-desus ini pada umumaja.