Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/134

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kaisar Nero adalah seorang kaisar bangsa Romawi zaman purba. Keadaan negara dizaman Nero itu tidak begitu memuaskan dan selama masa pemerintahannja jang achir2 Nero tidak begitu populer lagi,


Sekali peristiwa terdjadilah sebuah kebakaran besar dalam kota Roma. Sebagian besar kota itu, terutama rumah2 rakjat djelata, terbakar, Ketika itu ter-sebar2lah desas-desus, bahwa Nerolalt jang membakar Roma. Bukankah Nero terkenal karepa kekedjamannja ? Adapula orang jang mengatakan, bahwa Nero ber-njanji2 demi melihat njala api jang besar itu.


Nero kemudian dengan sengadja mentjiptakan sesuatu desas-desus baru. Kaum Keristenlah jang membakar Roma itu.


Ketika itu umat Keristen adalah sesuatu minoriteit ketjil sekali di Rama, jang pada umumnja tidak begitu disukai. Mereka merupakan ,,kambing hitam” bagi bangsa Romawi ketika itu.


Dengan mentjiptakan desas-desus tentang umat Keristen itu Nero mengira ia akan berhasil memindahkan amarah rakjatnja kepada sesuatu lapisan masjarakat jang tidak disukai . . . . . Nero memperlihatkan pengertian tenlang sesuatu masalah psychologi sosial jang mutlak oleh tindukaonja ini. Ternjata kemudian Nero tidak berhasil... Desas-desus tentang orang Keristen itu benar memegang peranan seketika lamanja, tetapi kemudian amarah rakjatnja tertudju kembali kepada Nero, malahan nama Nero semakin di-buruk2kan,


Dalam memberi sesuatu penindjauan tentang masalah ,,kambing hitam” itu, patutlah kita mengadakan analisa jang tepat mengenai pelbagai faktor psychis, jang memegang peranan dalam hal ini.


Dalam banjak pergaulan dan hubungan antara manusia, masalah ,,kambing hitam” ini memegang sesuatu peranun penting sekali. Dalam masjarakat pergaulan pada umumnya, disekolah, (dalam sebuah kelas mungkin ada ,,kambing2 hitam" tertentu, jang tidak disukai oleh kawan2nja ataupun oleh gurunja), malahan dirumahpun dalam hubungan antara orang tua dan kanak2nja, mungkin pula kita mendjumpai masalah ,,kambing hitam” ini. Disekolah misalaja, mungkin kita lihat ada murid2 tertentu, jang sedapat mungkin didjauhi oleh kawannja. Sebabnja bisa ber-matjam2, Anak itu kurang bisa bergaul dengan temanfnja stau terlampau disajangi oleh gurunja ataupun berasal dari keluarga jang mempunjai nama buruk dalam masjarakat pergaulan. Atjapkali benar antiputi murid2 sekolah ini berdasar atas norma2 masjarakat jang Memegang peranan keaka itu dan jang chusus memegang peranan dalam masjurakat pergaulan murid2 sekolah jang ketjil itu. Si ,,kambing hitam” tidak tjotjok dengan norma2 pergaufan jang berlaku,


Dirumah mungkin ada seorang anak jang selalu di-marah2i. Hampir semua tingkahlakunja tidak teput. Ia kurang hormat terhadap orang dewasa tidak mengenal norma2 sepan-santun, nakal, patut dipukul tiap2 hari, dan lain2 lagi. Tetapi atjapkali bila kita menjelidiki dengan saksama, tampaklah, bahwa tingkahlaku sianak jang menjimpang dari norma2 sopan-santun itu", hanja menjimpang menurut pandangan orang2 jang menilainja chusus orangtuanja. Tingkahlaku anak itu salah, karena tidak sesuai dengan apa jang dikehenduks alam sekitarnja dari padanja. Mungkin dalam sesuatu alam sekitar lain tingkahlaku anak itu tidak dianggap salah. Dalam pelbagai buku2 roman dan film2 (misalaja “East af Eden"), dapat kita membatja dan melihat persoalan2 sepcati ini. Mereka dapat mempwojai akibat2 besar sekali dalam hidup seseorang: atjapkali pandangan hidup seorang anak selandjutnja dilentukan oleh hubungan antara manusia, jang pernah dialaminja itu.