Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/124

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

para pembatjanja, sangat ber-matjam². Andaikata kita sedang tergesa² dan berita² itu kita batja ter-buru², mungkin sekali berita tentang putusan kabinet itu dalam Pos Indonesia” tidak memperoleh perhatian kita, tetapi sebaliknja mungkin sekali kita sangat tertarik oleh apa jang tertera dalam suratkabar „Sin Po” tentang sidang ini. (Sin Po menitik-beratkan pentjabutan keadaan bahaja, sedangkan penjadjian „Pos Indonesia” agak bersifat netral).

Demikianlah djugu halnja mengenai apa jang kita lihat digedung bioskop mengenai keadaan disesuatu negara asing. Mungkin hanja kebagusan alam dan kemadjuan teknik jang diperlihatkan, sedangkan kemiskinan rakjat djelata dan kekurangan² jang menjolok di-daerah² jang djauh letaknja dari kota² besar, tidak tampak pada film jang kita lihat itu. Bila kita tidak bersifat kritis dan hati², mungkin pandangan jang kita peroleh tidak sesuai dengan kenjataan.

Umat manusia tidak bisa bersifat kritis dan objekip sekali. Tiap² tafsiran dan pendapat jang kita kemukakan adalah hasil daja tjipta kepribadian kita, jang pada umumnja harus ditjap subjektip. Djuga pengetahuan kita tidak sedemikian luas, sehingga kita dapat menafsirkan apa jang kita tangkap dengan pantjaindera kita setjara seratus persen saksama dan objektip. Banjak tergantung dari arahminat, ketjakapan dan kesanggupan dan daja kritik seseorang. Dan atjapkali terpaksa kita harus meng-ia apa jang dikemukaksn oleh seseorang, berhubung kekurangan keahlian dan pengetahuan kita dalam bidang jang diperbintjangkannja. Misalnja sadja: atjapkali kita membatja rubrik mengenai pembahasan tentang kemadjuan teknik dalam sebuah madjalah. Karena kita bukan seorang ahli teknik, terpaksa atjapkali kita harus mengia apa jang dibahas oleh ahli teknik dalam madjalah itu. Karena kekurangan pengetahuan dalam bidangnja. Kita kurang bisa mengeritiknja. Kita pertjaja sadja karena orang itu ahli, apa jang dibahasnja adalah benar.

Bagi seorang pentjinta alam kebagusan alam jang dilihatnja dalam gedung bioskop mungkin memperoleh perhatian chususnja, sedang minatnja tidak tertarik kepada kemadjuan² dibidang teknik dalam waktu² jang achir².

Pengetahuan kita tentang fakta² pada umurmnja tidak objektip dan sangat dipengaruhi oleh perasaan, emosi, keinginan dan ketakutan, ketjakapan dan taraf inteligensi kita, pokoknja oleh seluruh kepribadian kita.

Disamping itu pengetahuan kita sangat dipengaruhi oleh kabar² angin dan desas-desus jang kita dengar tiap² hari. Desas-desus ini adalah sesuatu gedjala lazim tampak dalam pergaulan kita se-hari² dan mengandung sesuatu arti psychologis jang mutlak.

Ada orang jang mengatakan, bahwa desas-desus ini meradjalela dengan pesat sekali dalam masjarakat pergaulan jang ketji², terpentjil dan terbatas (di-dusun² dan kota² ketjil, misalnja), diantara kaum wanita dan dalam keadaan² jang genting.

Atjapkali kita mendengar: dikota ketjil itu tidak ada sesuatu rahasia jang tersembunnji. Tiap² orang dikota itu dikenal oleh sesama penduduknja dan sesuatu kedjadian jang menimpa seseorang segera diketahui oleh seluruh kota, walaupun pada umumnja dalam keadaan tidak sesuai dengan kenjataan. Ada² sadja jang digembar-gemborkan atau di-lebih²kan.

Tentang wanita atjapkali kita mendengar utjapan: wanita kurang bisa memegang rahasia dan atjapkali me-lebih²kan apa jang didengarnja.

Dimasa perang, misalnja, banjak desas-desus jang disiarkan tentang musuh jang kita tentang. Pada umumnja desas desus itu hendak melebih-lebihkan segi² buruk dari musuh kita: kekedjamun jang bukan² misalnja ataupun kekurangan ketjakapan untuk berperang. Disamping itu sering djuga kita mendengar desas-desus jang lain