Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/123

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Drs. D. WATTIMENA

PERANAN DESAS-DESUS DALAM MASJARAKAT PERGAULAN

KITA hidup dalam sesuatu masjarakat pergaulan modern. Dengan perantaraan radio dan surat kabar pengetahuan kita tentang fakta2 jang aktuil: kedjadian2 penting dikalangan politik dan pemerintahan, ichtiar2 badan2 penting dikalangan kemasjarakatan, berita pentjurian, pembunuhan dan perampokan misalnja, bertambah dengan pesat sekali. Djarak antura negara satu dengan negara lain, berhubung kemadjuan pesat dikalangan pengangkutan selama tahun2 jang achir2 ini (pesawat2 penumpang jet, misalnja), tetapi djuga karena alat2 komunikasi modern, jang dapat kita pergunakan pada dewasa ini, sudah tidak begitu memegang peranan lagi. Banjak orang asing dari negara2 jang djauh2 datang mengundjungi kita, banjak diantara kitapun pergi melawat ke-negara2 asing itu. Digedung bioskop film2 jang kita datangkan dari luar negeri menggambarkan kepada kita pandangan alam, keadaan iklim dan adut istiadat di-negara2 jang djauh2 itu. Negara2 itu pada hakekatnja mendjadi sudah tidak asing lagi kepada kita, walaupun mungkin belum pernah kita mengundjunginja. Dengan mempeladjari bahasa2 Inggeris dan mungkin djuga bahasa asing lainnja disekolah menengah, kita memperoleh kesempatan untuk memperdalam pengetahuan kita dalam kebudajaan asing dan menambah pengertian kita tentang tabiat dan kebiasaan bangsa2 asing itu.

Pengetahuan jang kita peroleh melalui alat2 komunikasi modern ini, dapat kita anggap benar dan dipertjajai, karena berdasar atas fakta2. Walaupun demikian kita patut bersikap hati sekali dalam memberi sesuatu tafsiran kepada berita2 jang kita batja disurat kabar atau jang kita dengar melalui pesawat radio ataupun kepada apa jang kita lihat digedung bioskop mengenai kebagusan alam atau kemadjuan teknik disesuatu negara.

Surat kabar dan djuga radio adalah sesuatu alat jang menjiarkan warta-berita, jang disiarkan oleh umat2 manusia, jang tidak lepas dari pel-bagai2 sifat2 kemanusiaan jang subjektip.

Dapat masuk pada akal kita, bahwa sesuatu berita jang disiarkan oleh „Bintang Timur" mungkin berlainan bunjinja, dari berita jang sama, jang disiarkan oleh harian „Pedoman". Sebagai tjontoh hendak saja kemukakan disini pemberitaan tentang sidang kabinet inti pada Selasa malam tanggal 8 Desember 1959, jang disiarkan oleh pelbagai harian di Djakarta keesokan harinja. Kiranja dapat menarik perhatian kita, kepala2 berita itu, seperti jang dimuat oleh surat kabar „Sin Po", „Pedoman" dan „Pos Indonesia".

Dalam harian „Sin Po" kita membatja sebagai kepala berita: ,,Keadaan bahaja ditjabut setjara bertingkat. UUKB mengalami perobahan untuk lebih mendjamin hak2 azasi dan demokrasi".

„Pedoman" memperlihatkan kepala beritanja sebagai berikut: „Kabinet ambil keputusan ttg. UUKB. UUKB baru banjak perbaikan. Dalam mendjamin hak2 kehidupan demokrasi".

Dalam „Pos Indonesia" kita membatja: „Kabinet putuskan pentjabutan bertingkat dari UUKB. Dilaporkan kepada DPR atau diumumkan terserah Presiden".

Kita lihat disini tjaranja sesuatu surat kabar menjadjikan sesuatu berita kepada109