Lompat ke isi

Halaman:Horison 05 1968.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

SADJAK-SADJAK-

DOA SEKELOMPOK ORANG JANG BINGUNG

(sebuah frahmen)

kalau kami memandang lewat djendela terbuka
kami tahu apa jang tengah terdjadi luar sana
tahu apakah debu masih mengepul didjalan raja
kalau kami memandang lewat pintu jang kami buka
kami tahu bahwa apa jang berlangsung diluar masih sama
dengan kemarin, lusa atau bahkan kapan sadja
tahu bahwa apa jang berlangsung adalah gambar sewarna
seperti jang sering kami saksikan dalam djiwa kami sendiri
kalau kami memandang lewat genting katja
kami tahu bahwa matahari jang menjala waktu siang
hampir sama dengan rembulan jang tengah malam kesepian
kalau kami menunduk dan tak memandang keranapun
kamipun masih bisa mendengar suara2 adjaib
masih bisa tahu suara segala pendjuru semesta
bisa tahu suasana dan tjuatja hari2 jang tiba
gelap jang dengan gaib berpusing dalam tjahaja
tuhan, ampunilah hambamu ini
orang2 jang mengerti, mendengar dan menjaksikan segalanja
tapi tak kuasa untuk tahu kehendakmu
asing dalam teduh lindungan dan kekuasaanmu
bebaskan kami dari pandangan jang pitjik
dari rasa ingin tahu jang dangkal
tentang dirimu beserta segala sifat²mu jang agung
jang luput dari raih indera kami jang sederhana ini
tuhan, ampunilah hambamu ini
orang2 malang jang selama ini buta, bisu dan tuli
terhadap suara serta niatmu
terhadap pesan dan harapan
jang disampaikan oleh nabi²mu.

1963

SONET: LELAKI TELAH TURUN KELAUT

lelaki2 telah turun kelaut, memandjat gedung jang
dibangunkan,
berpeluh dibelakang tungku k.a.; lelaki2 telah diberang-
katkan
kemedan perang, mengembara kekota2 asing, berkelahi
disudut2 jang gelap. Mereka telah mentjiptakan djakarta.
mereka telah membuat djalan2 jang pandjang, menegak-
kan patung²,
menjalakan lampu², mengadjar kanak2;
lelaki2 jang baik tak pernah bertanja buat siapa,
mereka diam, dipundak mereka bergantungan para
perempuan.
lelaki2, seperti nasib, takpernah terdjinakkan disini,
dalam bajang2 lambang, pandji² dan peti mati;
mereka telah dilahirkan untuk berlaga, dalam prahara,
menampar dan meludahi keledai2 jang berchotbah
dimenara.
Lelaki2 telah mendjelma njanjian², sadjak², lukisan²,
pentjipta setia sedjarah jang pandjang, ahli waris djaman.

1964


(dari sonet-sonet dari djakarta)

PADA PENGUBURAN

lontjeng² ketjil berswara riuh
gagalkan segala niat kami untuk mentjoba mengerti
sampai berapa djauh kuasa negrimu jang sutji
ampunilah, wahai, ampunilah hambamu ini
sekelompok ummat malang jang pernah menurutkan
arah-angin
jang pernah sia² mentjari tanah-air tjahaja
ampunilah hambamu ini
kini engkaulah aku besok
dibalik djeridji djiwaku; slamat berpisah, kataku.
seseorang pasti pergi tanpa melambaikan tangan
pada suatu hari jang sangat baik
besok akulah engkau kini;
lontjeng2 ketjil berswara njaring, tanda kita pernah bertjinta,
dibalik djerdjak hatiku. slamat tinggal.

1965

HORISON / 144