Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1068

patek njataken di hadepan toewankoe, maka sepatoetnjalah hamba terima hoekoemnja toewankoe.

Maka terlebih ampoen toewankoe, djikaloe pada timbangan toewan, den pikiran toewan jang haloes haloes itoe, djikaloe soenggoeh seperti persembahan patek jang patek njataken, maka sepatoetnja toewankoe mentjari akal toewankoe, apa sebabnja Mahradja Dewa ini sanget bersakit hati kepada hamba, den djikaloe barang sembahnja patek ini patoet serta dengen kebenarannja, maka hendak di kata salah oleh Mahradja Dewa, nistjaja adalah sebabnja jang lain, antalah apa jang mendjadiken sakit hatinja itoe.

Satelah itoe maka pikir Mahradja Danoe sakti Wira Djaja itoe, bahoewasanja barang katanja Mahradja Djin tiada jang salah semoewanja itoe datengn a dari pada anaknja soeltan djoega, den sepatoetnja Indra Maulana Mafthoel Alam jang kena hoekoem, tetapi Mahradja itoe hendak mentjari salahnja Mahradja Djin djoega, den djikaloe demikijan jang sala banjak sakit hatinja kepada Mahradja Djin.

Satelah Mahradja Danoe sakti Wira Djaja poen dijem berpikir, sekoetika ia berkata kepada segala radja radja. Hai toewan toewan sekalijan ini adakah soenggoe seperti katanja ini?

Maka sembahnja ja toewankoe, djikaloe pada pikir hamba sekalian ini, baeklah toewankoę bawa mengadep radja kedoewa ini kepada soeltan itoe, sebab pekerdja an ini kernanja, den djika-