Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/352

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1418

sijapakah jang anakkoe ikoet.

Satelah itoe maka Dang Ranti poen toeroetlah meratap handak mengikoet sebagi permaisoeri itoe, serta katanja: wai toean poetri, gila apakah toewan mengikoet pada toekang talas? tidakah ada orang lain, kerna ia itoelah sahbat oleh bibi inang ini.

Satelah itoe maka Tan poedi jang dekat padanja poen sedang menangis poen djadi terkedjoet, mendengar ratapnja Dang Ranti itoe, serta mengadep den angkatnja laloe memandang kepadanja, serta katanja: mengapa Dang Ranti ini sebagi orang jang demam panas den ratapnja melantoer lantoer, maka Dang Ranti poen mengangkatken kepalanja serta ia meloedahken moekanja Tan Poedi itoe sambil tertawa dengan tersenjoem senjoem itoe.

Maka Tan Poedi poen tersenjoem poela serta meratap, katanja: wai orang itoe tjilakanja maloedahken moeka kita, maka djadi sangetlah rijoe dalem astana soewara orang meratap itoe terbagi bagi ratapnja.

Maka tidalah kami seboetken ia, maka terseboetlah perkataannja Indra Maulana Askandar Sjah itoe melajang lajang kedoewa toean poetri itoe, maka laloe djatolah kedalem poelo Noesa Djadjahan Pertewi itoe, maka laloe toeroenlah kedoewanja memberi birahinja, maka di sanalah asik birahi Indra Maulana Askandar Sjah dengan toean poetri Maal Djam djam Seri Negara itoe, sepertiken lenjap di dalem laoet madoe ra-