Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/209

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

209

ma bibi tiada kemari ini, apakah bibi rindoeken den apakah bibi kenengken, makanja bibi loepaken beta.

Maka nene Rambani poen menjemba serta berkata, ja toeankoe, boekannja bibi rindoe den mabok, moelanja bibi tida kemari sekejan laranja, sebab bibi ini mendapet soewatoe boeroeng bajan, jang sanget pandai sekali berkata kata seperti manoesia, itoelah sebabnja bibi tergila gila dengen paksi itoe.

Maka sahoet toewan poetri, manakah sekarang boeroeng itoe.

Maka sembanja, ja toeankoe adalah pada roemah hamba.

Kata toean poetri Hai, kita maoe melihat pada dia.

Maka sembah bibi Rambani, baeklah toeankoe, djikaloe toeankoe soedi bermaen maen keroemah bibi ini orang jang toewah.

Maka sahoet toean poetri, baeklah besok kita kesana bermaen maen dengen segala dajang dajang.

Setelah itoe berkata toean poetri Tjindra Sari, Hai adinda djanganlah adinda soeka bersanda sanda dengen orang jang hina, kaloe ia djadi berani dengen kita, kerna kita seorang anak radja tida patoet di lihat orang, nanti di kata libatlah anak radja anno, sedeng segala toekang kembang berani bersanda sanda dengen dia, maka djadi orang laen poen berani dengen kita.