Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/93

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca
Bahasa Indonésia purba: gaway (membuat) patay (membunuh)
punay (burung dara)
Bahasa Tagalog: gaway (membuat sihir) patay punay
Bahasa Djawa kuno: gaway pati
Bahasa Djawa baru: gawè
Bahasa Melaju : mati punay
Bahasa Dajak : gawi patäy punäy

Pada tabél itu tampaklah dua hal. Apakah sebabnja dalam bahasa Melaju dan bahasa Dajak dalam satu hal terdapat diftong seperti dalam kata punay dan punäy dan dalam hal lain terdapat satu vokal seperti dalam kata mati dan gawi? Apakah sebabnja kata ay dalam bahasa Indonésia purba mendjadi i dalam bahasa Djawa kuno (dalam kata pati); sedang dalam kata gawé tampak bunji é dengan djalan kontraksi jang langsung ?

Beberapa gedjala dalam bahasa² di Philipina memberikan djawaban atas pertanjaan itu. Dalam bahasa itu satu kata itu djuga jang berachir dengan diftong terdapat dengan beberapa bentuk, diikuti oléh sebuah achiran atau énklitika. Kata balay dalam bahasa Indonésia purba ialah halày (rumah) djuga dalam bahasa Ibanag, tetapi ,,rumah-mu" ialah balè-ra. Dalam bahasa Tagalog bentuk pasif dari kata bigay (memberi) ialah bigyan. Kami berpendapat, bahwa pertukaran bunji itu terdapat djuga dalam bahasa Indonésia purba; djadi kata gaway kadang² diutjapkan sebagai gaway kadang² lagi sebagai gawi. Dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Melaju, bahasa Dajak, dsb. dalam hal pertukaran bunji itu kadang² diftong kadang² lagi vokallah jang dipertahankan. Oléh sebab itu terdapat kata 'mati dan punay dalam bahasa Melaju.

92