Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

VIII. Dalam bahasa Maanan bunji letus bersuara (média) hilang dalam hubungan bunji sengau + bunji letus bersuara homorgan antara kedua vokal dari kata dasar.

270. Kwantitét pada kontraksi.

I. Biasanja bunji kwantitét pandjang, antara lain dalam bahasa Makasar seperti dalam kata kasalàŋ (denda); a dalam suku kata jang terachir ialah pandjang (ka + sala tiada berhasil + ).

II. Dalam bahasa² Indonésia jang lain bunji itu péndék antara lain dalam bahasa Toba seperti dalam kata parhutàn (djabatan ditempat jang ketjil); a dalam suku kata jang terachir ialah péndék (par huta (tempat jang ketjil) + an; lihat djuga keterangan dibawah nomor 71).

271. Gedjala² bunji jang tampak djika kata dasar mengikuti awalan kurang banjak kalau dibandingkan dengan hubungan kata dasar dan achiran. Gedjala² itu ialah :

I. Achiran hilang. Dalam bahasa Bugis dari kata dasar onro (diam, berumah) dibentuk kata paonro atau ponro (menjuruh berumah).

II. Kontraksi. Dari ma + kata dasar iŋět dalam bahasa Djawa kuno terdjadi kata mênět (memperhatikan).

III. Bunji perantara tampak. Dalam bahasa Dairi terdapat kata pěhuwap (uap; pě + uwap).

IV. Bunjiletus pada permulaan kata dasar mendjadi bunji sengau homorgan seperti dalam kata měnaŋkap dalam bahasa Melaju jang terdjadi dari kata dasar taŋkap (lihat keterangan dibawah nomor 16).

272. Djika terdapat formans pada permulaan kata bisa terdjadi djuga keselarasan bunji (geluidsharmonie); lihat keterangan dibawah nomor 247.

273. Dibawah nomor 168 telah dikemukakan, bahwa diftong dalam suku kata jang terachir dalam bahasa Indonésia purba seperti dalam kata punay (burung dara) dan patay (membunuh) mendjadi satu vokal dalam beberapa bahasa Indonésia, punay ialah punè dalam bahasa Bugis. Dalam hal vokal jang menggantikan diftong itu dalam beberapa bahasa Indonésia tampak gedjala² jang tidak dengan begitu sadja dapat diterangkan dengan menundjuk akan kontraksi, dsb. Dalam membitjarakan hal² itu kami ingin hendak mempergunakan tabél seperti jang tersebut dibawah ini sebagai dasar:

91