Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/91

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dailing-selatan misalnja terdapat kata parkalahan (daftar untuk menenung: par kata dasar kala + an) dan dalam bahasa Madura terdapat kata mateqe (membunuh; pate (mati) + e).

Bunji²-perantara itu dapat bertukar tempat. Dalam bahasa Makasar bunji-perantara y mengikuti bunji- e dan bunji-perantara w tetapi dalam ,,Tjatatan harian radja Gowa dan Tello" terdapat kata Bontoya (negeri Bonto; Bonto + artikal a) dan bukanlah Bontowa menurut bahasa Makasar sekarang.

II. Vokal penutup dari kata dasar bersifat konsonan djika diikuti achiran, dengan begitu dalam bahasa Djawa kuno bunji i mendjadi y dan bunji u mendjadi seperti dalam kata katun-wan (dibakar: ka + kata dasar tunu + an).

III. Vokal hata dasar dan vokal formans dalam banjak idiom di- satukan. Dalam bahasa Djawa kuno misalnja dari kěla atau kla + en terdjadi kata klân. Dalam surat piagam dalam bahasa Kawi terdapat kalimat: klaŋ i kawah san Yama (Akan dibeli dari kawah gunung Yama).

IV. Dalam bahasa Madura dan beberapa bahasa Indonésia jang Jain konsonan pada achir kata dasar diduakalikan. Dalam bahasa Madura dari kata dasar ator dibentuk katakerdja ŋatorraghi (mempersembahkan; ŋ + ator + aghi).

V. Dalam bahasa Gayo bunji sengau pada achir kata dasar mendjadi bunjiletus-bersuara-homorgan (homorgan média) + bunji sengau, misalnja dalam kata kuödnön (lebih kekanan; kata dasar kata kuön (kanan) + ön). Dalam bahasa Mentawai bunjiletus tak bersuara (tenuis) menggantikan bunjiletus bersuara (média), seperti dalam kata mämäräpman (akan tidur) jang dibentuk dari kata dasar märäm. Bukti tentang hal itu terdapat dalam tjerita tentang hantu jang dimuat dalam téks Morris (hal. 82). Dalam tjerita itu terdapat kalimat : mämäräpman lä aku (saja ingin hendak tidur disana).

VI. Dalam bahasa Bontok bunji letus bersuara (média) mendjadi bunji letus tak bersuara (tenuis). Dari kata dasar kaeb dibentuk kata- kerdja kapen (membuat) dari kata dasar faeg dibentuk katakerdja fayeken (memukul dengan tjambuk).

VI. Dalam bahasa Madura bunji letus tak bersuara (tenuis) mendjadi bunjiletus bersuara (média). Kata dasar ,,menjusui" ialah sěpsěp dalam bahasa Djawa kuno dan bahasa Madura dan ,,menjusui anak" ialah ñepsěbbhi dalam bahasa Madura.

90