Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/87

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

255. Disimilasi djarang terdapat dalam bahasa² Indonésia.

256. Disimilasi terdjadi dalam hal² seperti berikut :

I. Djika dua bunji jang sama ikut-mengikuti. Kata ro (dua) diduakalikan dalam bahasa Djawa sekarang, mendjadi loro. Kata babah (membawa) dalam bahasa Indonésia purba ialah baga (membawa) dalam bahasa Mandari.

II. Djika tiga bunji jang sama ikut-mengikuti. Kata aŋin dalam bahasa Indonésia purba ialah aŋiŋ dalam bahasa Bugis, tetapi ,,mendjemur diudara" ialah maŋinaŋ; bunji n masih terdapat dalam kata itu atas pengaruh disimilasi. Oleh sebab dalam kata waŋuŋěŋ pengaruh disimilasi itu tak terdapat (kata itu dibentuk dari kata waŋuŋ (bangun), maka boleh diduga, bahwa dalam kata aŋinaŋ vokal i turut mempengaruhinja djuga. Apakah dalam hal itu barangkali berlaku gedjala jang telah diterangkan dibawah nomor 210 ?

257. Disimilasi terdjadi dengan tjara menjinggung bunji (Berünrungsdissimilation) atau dengan tjara dari djauh (Ferndissimilation):

I. Disimilasi dengan tjara menjinggung bunji. Hal itu terdjadi dalam bahasa Toba, djika s + s saling menjinggung seperti dalam kata lat-soada (belum; las (belum) + soada (tidak)

II. Disimilasi dengan tjara dari djauh seperti dalam kata tuso (= susu dalam bahasa Indonésia purba) dan dalam kata tisa (= çesa dalam bahasa India kuno) dalam bahasa Dajak.

258. Disimilasi terdjadi antara kata dasar dengan formans. Dalam bahasa Sangir achiran -aŋ mendjadi -eŋ djika suku kata jang terachir dari kata dasar mengandung a.

259. Suatu tjara chusus tentang disimilasi terdjadi, djika salah satu dari kedua bunji hilang. Kata sisa (+ çesa) dalam bahasa Dajak mendjadi tisa, sedang dalam bahasa Minangkabau kata itu mendjadi iso dan siso. Kata itu menundjukkan bahwa bunji s akan hilang seperti bunji r dalam kata phatria (persaudaraan) dalam dialék bahasa Junani (= phratria dalam bahasa Junani).

260. Dengan tjara me-metjah² bunji. Hal itu berarti: bunji a berubah mendjadi ea. Dalam bahasa Bajo bunji a pada achir kata jang diikuti ŋ berubah mendjadi ea dan tekanan dipindahkan pada e seperti dalam kata padèaŋ (rumput) jang sama artinja dengan kata pàdaŋ dalam bahasa Indonésia purba.

86