Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

seperti dalam kata lita dalam bahasa Nias (lita = lintah dalam bahasa Indonésia purba). Tetapi bunji mb dan ndr (= nd) tetap ada seperti dalam kata tandru (= tanduk dalam bahasa Indonésia purba) dan dalam kata tandra (= tanda dalam bahasa Indonésia purba).

III. Sebaliknja dalam beberapa bahasa Indonésia jang lain bunji-letuslah (ékslosiva) jang hilang, misalnja dalam bahasa Roti dalam kata tana (= tanda dalam bahasa Indonésia purba).

198. Type-taptap dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Karo, bahasa Tagalog, dsb. tak berubah. Dalam beberapa bahasa Indonésia jang lain type-taptap itu berubah seperti type-lintah. Perubahan itu terdjadi dengan tjara seperti jang berikut:

I. Dengan djalan asimilasi seperti dalam bahasa Makasar; kata paspas jang terdapat dalam bahasa Indonésia purba dan bahasa Djawa kuno ialah pàppasaq (memotong; pappas + suku kata-penjangga aq) dalam bahasa Makasar.

II. Konsonan jang pertama dari kedua konsonan mendjadi hamza seperti dalam keta taqtap (= taptap) dalam bahasa Tontémboa.

III. Konsonan jang pertama dari kedua konsonan hilang seperti dalam kata tatap dalam bahasa Běsěmah.

Tjatatan. Aturan² jang disebut dalam nomor 198 ini tidak berlaku bagi segala kemungkinan tentang type-taptap tetapi hanja hal² jang memenuhi hukum.

199. Tiga konsonan tak terdapat ber-turut² dalam bahasa Indonésia purba dan djarang terdapat dalam bahasa² indonésia sekarang. Tiga konsonan ber-turut2 itu terdjadi dengan dua djalan :

I. Dengan djalan hukum bunji se-mata². Bunji nd mendjadi ndr dalam bahasa Nias seperti dalam kata tandra (= tanda dalam bahasa Indonésia purba).

II. Dengan djalan bunji-perantara. Dari kata dasar prih dalam bahasa Djawa kuno diturunkan kata kerdja amrih (menuntut); dalam bahasa Madura kata amrih itu ialah ambri; bunji b ialah bunji-perantara bagi m dan r. Dengan begitu djuga terdjadi kata ambral (= amral = admiral) dalam bahasa Djawa sekarang.

Bunji achiran.

200. Dalam bahasa Indonésia purba kata² dapat berachir dengan sebuah vokal, diftong atau konsonan ketjuali konsonan langit² (palatal) (lihat keterangan dibawah nomor 61). Konsonan langit² (palatal)

72