HUKUM BUNJI JANG TERPENTING DALAM
BAHASA² INDONESIA DIURAIKAN DENGAN
TJARA MENDALAM.
Kata pendahuluan.
119. Empat hukum bunji jang terpenting dalam bahasa² Indonésia ialah hukum bunji pepet, hukum RGH, hukum hamza dan hukum bunjiletus bersuara.
120. Penjelidikan dilakukan dengan tjara seperti berikut : Mengenai hukum, bunji pepet akan kami tjari réfléks bunji pepet dalam bahasa Indonésia purba dalam ber-bagai² bahasa Indonésia sekarang.
II. Begitu djuga halnja tentang penjelidikan mengenai hukum-r; perlu diselidiki bunji² apakah dalam bahasa² Indonésia sekarang jang menggantikan bunji r (r2) dalam bahasa Indonésia purba (dibunjikan pada anaktekak). Hukum itu dinamai djuga ,,hukum pertama van der Tuuk tentang bunji", oléh sebab van der Tuuklah jang per-tama² mendapatnja. Kami memakai nama jang lebih tepat, jaitu ,,hukum- RGH", oléh sebab r2 dalam bahasa Indonésia purba dalam banjak bahasa Indonésia sekarang mendjadi g atau h.
III. Tentang hukum-hamza harus diselidiki dari bunji² apakah atau dari proses bahasa apakah hamza itu terdjadi ? Dalam hal itu djalan jang kami tempuh dalam penjelidikan berlainan dengan djalan penjelidikan tentang hukum-bunji pepet dan hukum-RGH. Kami bertolak dari hal-banjak dalam bahasa Indonésia purba untuk mentjapai satu hasil dalam bahasa² Indonésia sekarang, jaitu hamza. Hamza itu bunji jang kurang penting dalam bahasa² Indonésia sekarang, oléh sebab itu tak dapat kami bertolak dari bunji hamza dalam bahasa Indo- nésia purba. Hukumn-hamza menarik perhatian karena hal² jang berikut : Dalam bahasa² Indonésia bunji hamza itu luas tersebar, sedang dalam bahasa Indogerman djarang dikenal; djadi gedjala- hamza merupakan perbédaan jang penting antara bahasa² Indonésia dengan bahasa² Indogerman.
IV. Hukum tentang bunji letus bersuara (média). Dalam beberapa bahasa Indonésia kadang² dalam satu kata itu djuga terdapat bunji
50