14
Dengan perlahan angin moelai tedoh, mega-mega melajang ka fihak koelon, hingga langit jang tadi hitam, sekarang ini kalihatan biroe, bintang-bintang poen bergomirlap terang. Sigra djoega di fidak wetan kalihatan tjahaja siang, laloe poentjaknja ombak-ombak di laoet kalihatan bertjahaja emas.
Mata-hari terbit!
Dantes tinggal berdiam dengan tertjenggang, seperti ia baroe sekali taoe melihat mata-hari jang gilang-gomilang; dengan sabenarnja djoega boleh dibilang jang ia soedah ampir loepa sama roepanja dan moeljanja mata-hari dan moeka boemi, kerna sadari tertoetoep di benteng d'If, tida sekali ia melihat itoe. Ia berbalik ka fihak benteng d'If dan melihat koeliling di moeka laoetan; komoedian benteng itoe kalihatan olehnja seperti ada terdiri di ombak-ombak laoet, jang di itoe waktoe soedah tiada bergontjang keras, dan semingkin lama, djadi semingkin tedoh.
Dantes mendoega, jang di itoe waktoe ada ampir poekoel lima.
»Di dalam tempo doewa atawa tiga djam lagi, kata Dantes sendiri-diri: »cipier nanti datang ka dalam kamar toetoepankoe dan dapatken majitnja Faria, hingga lantaslah djoega ia nanti berlakoe riboet; komoedian orang nanti dapatken itoe lobang atawa gang di dalam tanah; orang nanti periksa itoe orang-orang, jang telah limparken akoe ka dalam laoet dan tantoelali djoega soedah