Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 24.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

1058


„Ja.”

„Abis apa katanja.”

„Dia berkata-kata barang jang membikin heran padamoe.”

„Ajo sobat lekaslah tjerita sama akoe, sebab akoe masih ingat sedikit sedikit hal jang demikian, tetapi soedah lama kemarinja.”

„Dia bilang jang Benedetto itoe, jang kita djoeng-djoeng di kepala, jang seperti orang amat pinter dan tjerdik, tida laen, tjoema bangsat jang sari-sari sadja, jang bodo, tida sekali-kali haroes membikin tjapè orang boewat priksa itoe kaloe dia mati.

„O! berkata Beauchamp, „biar begimana djoega, romannja tjara prins betoel tjakep.”

„Barangkali boewat toewan, jang tida bisa liat orang asal prins atawa tida, sebab memang lebi doeloenja toewan soedah girang, kaloe toewan bisa dadetin tingka lakoe dan adat jang boesoek pada prins-prins.

Tetapi boewat akoe tida sekali-kali, akoe bisa tjioem baoenja sadja, soedah sampe akoe taoe toelen apa palsoe.”

„Kaloe begitoe angkau dari moela selama-lamanja tida maoe pertjaija jang dia asal prins?

„Akoe maoe pertjaija jang tingka lakoenja seperti prins, tetapi akoe tida pertjaija jang dia prins toelen. Tida akoe pertjaija.”

„Tida djahat,” berkata de Braij: ”tetapi akoe brani tentoe-in, jang di mana-mana dia bisa lakoeken dirinja sama seperti satoe prins, akoe soedah taoe ketemoe dia sama menister-menister.”

„Begitoe?” berkata Chateau Renaud, „ach angkau poenja menister-menister, kaloe begitoe bisa sekali kenal prins-prins.”


1059


„Apa jang angkau bilang ada djoega jang benar Chateau Renaud, berkatalah Beauchamp sembaring ketawa keras.

„Pendek, tetapi tadjem, apa akoe bole taro itoe dalem soerat kabar koe ?

„O, boleh sekali, toewan Beauchamp.” berkata toewan Chateau Renaud; „toewan bole ambil katakoe sebagimana toewan kira baik boewat soerat kabar.”

„Tetapi,” berkatalah de Braij pada Beauchamp, „kaloe akoe soedah bitjara sama toewan President tentoe angkau djoega soedah bitjara sama toewan procureur karadja-an.”

„Tida sekali-kali, soedah delapan hari toewan de Villefort bersemboeni tida keloewar-keloewar! Itoe si barang jang bole di pertjaja, sesoedahnja roemah itoe kena kelanggar begitoe banjak soesah; apa lagi abis mati anaknja nona Valentine.”

Ja, matinja nona Valentine soenggoe heran sekali, apa angkau maoe kata, jang matinja itoe heran, Beauchamp?

„Allah, djanganlah angkau melaga tida taoe, berkatalah Beauchamp sembaring memaen sama dia poenja katja mata djepitan.

Katanja Chateau Renaud: „djangan goesar ja akoe bilang, Beauchamp, angkau ini maen-maen sama angkau poenja katja mata tida begitoe tjakep seperti de Braij.

De Braij, tjobalah adjarin toewan Beauchamp maen katja matanja.”

Eh, tjoba liat, apa akoe salah apa tida,” berkata de Beauchamp.”

„Apa?”

Memang dia itoe.”

„Dia, siapa?