Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 24.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

1048


„Toewan” berkatalah ia, „saja tida mengarti katanja toewan.”

Tadi njonja bangoen dengan kaget, tetapi sekarang bahna kalemesan, ia djato terdoedoek lagi serta mendjadi lerlebi takoet lagi.

„Njonja, akoe tanja lagi,” berkata de Villefort, dengan sabar, di podjok manakah njonja simpen itoe ratjoen, jang njonja soedah pake boewat meratjoenin toewan dan njonja de Saint Meran, Barrois dan akoe poenja anak Valentine?”

„Ja, toewankoe,” berkatalah njonja de Villefort dengan remas-remas tangannja, „Apakah toewan bilang?”

„Ingatlah tida pantes bagimoe aken menanja, njonja, sedang angkau sendiri di tanja.”

„Apa saja ini misti menjaoet pada saja poenja soewami, apa pada hakim toewan de Villefort?” berkata njonja dengan plahan.

„Mendjawab pada hakim, njonja, betoel sekali hakim.”

Njonja mendjadi terlebi keras poetjatnja, oedjoeng idoengnja ketarik naik seperti mait, matanja soedah tida bertjahja, ia berkringat seloeroeh toeboehnja.

Ja toewan, toewan! berkatalah njonja de Villefort dengan pelahan, lebi dari itoe ia tida bisa berkata. „Njonja tida menjaoet?” bertanjalah toewan hakim. Abis dengan soewara dan mesem jang terlebi tadjem lagi dari piso jang baroe di asa, maka katanja toewan procureur karadja-an; bener, njonja tida menjangkal.”

Njonja de Villefort bikin sama tangannja seperti orang jang menolak barang jang tida bener.

Memang biar bagimana djoega, angkau soedah tida bisa menjangkal lagi, berkatalah de Villefort


1049


dengan melondjorin tangannja, seperti aken menangkep orang jang bersalah, aken di seraken pada pengadilan; angkau telah soedah berboewat ini kadjahatan sekalian, dengan tida sekali ada maloemoe. Sasoedahnja matinja toewan de Saint Meran dan njonja de St. Meran, akoe soedah merasa, jang di dalem roemah ini ada satoe orang toekang meratjoeni, doktor d' Avrignij soedah tegorin sama akoe; abis matinja Barrois, maka adalah satoe orang jang akoe doega, tetapi biar apalah kiranja akoe di ampoeni Toehan jang Maha Moelia, sebab akoe doega salah sekali. Tetapi sasoedah matinja Valentine, maka akoe poenja doega mendjadi tetap sekali, soedah tida ada koewatirnja lagi, njonja, dan boekan akoe sadja jang mendapet doega-an begitoe, pada hal laen-laen orang semoewa bersatoe ati sama akoe, tida boleh orang laen jang meratjoeni, dari itoe poen doewa pengoendjoekan dan laen-laen lagi jang menjataken kasalahan ini, nanti membriken hal ini terlebi trang, maka djangan kira njonja akoe poenja soewami, akoe nanti toetoep mata, boekan, akoe ini hakim jang berkata-kata sama orang jang bersalah.

„Njonja de Villefort jang masih moeda, toetoepken moekanja sembari berkata dengan pelahan-pelahan:

„Ja toewankoe, minta djanganlah pertjaija barang jang tida bener itoe.

Apa angkau soedah djadi penakoet?” berkata de Villefort. „Memang selamanja akoe bekerdja mendjadi hakim, akoe liat jang oraog-orang toekang meratjoeni penakoet sekali. Masa angkau djoega begitoe? Angkau ini jang tiada merasa takoet, aken meratjoeni doewa orang toewa dan tida takoet meliat anak prampoewan moeda mati di ratjoen, angkau sekarang ber-

Monte Christo

71