Halaman:Graaf de Monte-Cristo Bagian 2.pdf/30

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

djoega katjilakaän itoe tiada nanti menjoesahi lama; komoedian ia beringat djoega pada djandjinja toewan Villefort; djoega adalah Dantes itoe merasa, bahoewa mati di dalam satoe praoe dengan terboenoeh oleh satoe soldadoe, ada terlaloe hina aken. dirinja.

Sebab bagitoe, djadilah Dantes tinggal berdiam, menahan amarah besar dengan menggigit gigi dan mengepal tangan kiri-kanan.

Sedang bagitoe, praoe itoe terbentoer pada karang di tepi darat, dan satoe matroos lantas melompat dari dalam praoe ka atas itoe karang, jang terkena pada haloeän praoe itoe. Boenjinja tambang jang teröeloer dari kerekan, membri taoe pada Dantes, bahoewa praoe itoe soedah sampe pada tampat penoedjoeännja dan sekarang lagi ditambatken pada tepi daratan.

Soldadoe-soldadoe jang mendjaga padanja, lantas pegangi tangannja kiri-kanan, sambil pegangi djoega leher badjoenja, dan paksa padanja aken berbangkit dan naik ka darat; komoedian soldadoe-soldadoe itoe seret Dantes naik di tangga dan masoek di pintoenja benteng, sedang hamba politie jang bersindjata dengan sinapan dan bajonet, mengikoeti di belakangnja.

Dantes ada merasa lesoe oleh kerna amat berdoeka, dan ia djalan dengan perlahan dan limboeng, salakoe orang jang mabok. Ia lihat ada soldadoe-soldadoe jang berbaris pada pinggiran tangga; ia merasa ada tingkat-tingkatan jang paksa ia mengangkatken kaki, dan ia merasa djalan meliwat di satoe pintoe jang lantas djoega ditoetoep; tapi ia tida merasa dengan terang: di itoe waktoe poen ia ada seperti orang jang lajap-lajap, kerna ingatannja djadi boetak, seperti ada tertoetoep dengan kadoekaän. Kapada laoet tiada sekali Dantes itoe maoe melihat kombali: laoet itoe poen ada poetoesken harapannja orang-orang hoekoeman, jang taoe dengan betoel bahoewa ia-orang tida aken bisa melaloei itoe.

Tempo soedah meliwati pintoe, Dantes melihat koeliling salakoe orang jang lingloeng, laloe ia dapat taoe, bahoewa dirinja ada di soewatoe pelataran jang terïdar dengan tembok tinggi. Sanantiasa ada terdengar boenji kakinja pengawal-pengawal jang berdjalan-djalan dengan perlahan, dan pada tiap kali marika itoe meliwat di sinar api dari lampoe-lampoe jang melengket di tembok, kalihatanlah oedjoeng sinapan-sinapannja jang berkeredep.

Di itoe waktoe Dantes tiada dipegangi lagi: orang poen taoe, jang ia tida nanti bisa berlari minggat. Sasoedah berlaloe sedikit waktoe, adalah kadengaran soewara orang jang berkata:

»Di mana adanja itoe orang tangkapan?"

»Di sini!" sahoet satoe soldadoe.

»Biarlah ia mengikoet padakoe," kata poela orang tadi itoe: »akoe nanti antarken dia ka dalam kamarnja."