tawai oleh pesakitan, tantoelah saja djadi merasa bahoewa bitjarakoe tiada bagoes, segala omongkoe tawar adanja dan tiada koewatnja: tapi ingatlah bagimana senang hatinja satoe Procureur Bagirida Radja, djikaloo ia ada rasa njata adanja kasalahan si pesakitan, dan dengan lantaran bitjara jang tadjam, pesakitan itoe djadi poetjat, koentjoep dan dan lemas. Pesakitan itoe toendoekken kepalanja, dan kapala itoe aken terdjatoh!"
»Auw!” kata nona Rene, sebagimana orang jang mengeri.
»Itoelah bitjara bagoes!” kata satoe tetamoe jang dengari Villefort itoe berkata-kata.
»Njatalah, jang Toewan Villefort ini ada djadi seorang jang bergoena besar pada negri di ini tempo,” kata saorang lain.
»Di dalam sidang jang paling belakang, kaoe poen soedah bitjara tadjam sekali, Villefort!” kata tetamoe jang katiga: »Tiadakah bagitoe tempo kaoe menindih pada itoe orang jang soedah boenoeh bapanja sendiri? Kaoe matiin orang itoe, pada sabelon algodjo merabah kapadanja.”
»0! aken hal saorang jang boenoeh bapa sendiri,” kata poela nona Rene: vitoelah saja tida maoe perdoeli; tida ada hoekoeman jang tjoekoep beratnja aken hoekoemi manoesia bagitoe: aken tetapi, boewat saorang jang diterka bersalah di dalam perkara negri! ...."
»Perkara itoe ada lebih besar lagi, Nona!” kata Villefort: skerna soewatoe radja ada djadi bapanja rahajat, hingga perkara djatohken atawa boenoeh Baginda Radja, ada sama dengan memboenoeh pada bapanja antero rahajat Frankrijk.”
»Ach, saja tida maoe ingat bagitoe, Toewan Villefort!” sahoet Ren6: »Apa kaoe soeka berdjandji padakoe, jang kaoe nanti berhati moerah aken orang-orang jang saja nanti oendjoek ?"
»Senangkenlah hatimoe!” sahoet Villefort dengan tersenjoem: »kita berdoewapoen memang bakal membikin soerat djandjian!”
Di itoe waktoe datanglah satoe boedjang, jang membilang satoe apa dengan berbisik kapada Villefort. Toewan ini lantas meminta masif pada sekalian tetamoe, berbangkit dari korsinja dan teroes djalan ka loewar roemah. Sabentar lagi ia datang kombali dengan tersenjoem, sedang nona Rene memandang tetap kapadanja dan ingin taoe mengapa ia misti pergi di loewar.
»Ada perkara amat besar!” kata Villefort itoe: »dan kaloe benar adanja apa jang orang bilang padakoe, brangkalilah djoega orang jang salah di dalam ini perkara, nanti poetoes lehernja.”
»Allahkoe!” kata nona Rene, sedang parasnja djadi poetjat.
»Soenggoeh-soenggoehtah ada perkara bagitoe?” kata sekalian tetamoe bersama-sama.
»Kalihatannja. orang ada dapatken satoe koem-