panggoeng wajang, Orang hoekoeman atawa pesakitan jang kalihatan di panggoeng wajang, dia itoelah — pada sasoedah kain pedengan ditoeroenken — berdjalan poelang ka roemah sendiri, berdoedoek makan dan minoem serta anak-istri sendiri dan tidoer dengan senang, hingga di lain sore ia boleh berlakoe kombali sabagimana jang telah soedah; tapi orang hoekoeman jang kalihatan di depan pengadilan, ia poelang ka pemboewian, di mana ia dapatken algodjo jang menoenggoe padanja Maka djika saorang berhati lembek ingin mendapat rasa ngiloe hati jang sangat, tiadalah ada lain tampat jang lebih baik, aken ia dapatken itoe Saja djandji padamoe, Nonal bahoewa djikaloe ada satoe perkara Jang boleh terbitken rasa itoe, saja nanti oendang kaoe menonton,” :
»Ia bikin kita goemetar hati, tapi ia tertawa,” kata nona Reng dengan poetjat warna parasnja.
- Toewan Villefort menengok pada toendangaunja
itoe, laloe berkata: »Apatah sekarang saia nanti bilang? Di dalam hal itoe poen ada kalahian di antara pesakitan dan saja. Soedah lima atawa anem kali saja menoentoet hoekoeman mati aken orang Jang tertoedoeh ada salah di dalam perkara negri... Brangkalilah djoega di ini waktoe ada banjak orang menggosok golok dengan semboeni, atawa ada banjak golok jang soedah diantjamken kapadakoe ini.” »Ach, Allahkoe!” kata Rene dengan berdoeka: »apa kaoe berkata dengan benar, Toewan Villefort?”
»Dengan benar sekali, Nona!" sahoet Villefort dengan tersenjoem: »Dan semingkin ada banjak perkara, semingkin tambah djeleknja hal dirikoe Ini. Sedang bagitoe, djikaloe baroesan Nona Reng berkata ingin menonton pengadilan periksa perkara besar, saja poen ingin ada sadja perkara bagitoe, kerna di dalam perkara bagitoe saja bekerdja dengan “bernapsoe, maskipoen adanja hal itoe nanti tambahi banjaknja orang jang gosok golok. Aken tetapi ingatlah bagini: apa soldadoenja Napoleon nanti berpikir doeloe, kaloe ia maoe menjerang kapada moesoeh? apa ia nanti merasa doeka, kaloe ia misti boenoeh satoe moesoeh, biarpoen siapa djoega adanja moesoeh itoe? tantoe tida, boekan ? Hal itoelah sadja ada mengentengken pikiran kita- orang di dalam hal mengoekoemi sasama manoesia."
»Saja sendiri djadi bergombira, kaloe malihat matanja satoe pesakitan djadi mentjorot oleh kerna amarah,” kata poela Villefort itoe: »pada waktoe bagitoe boekanlah ada perbantahan, hanja ada kalahian di antara pesakitan itoe dan saja: ia mela- wan padakoe, sedang saia menjerang kapadanja, dan achirnja kalahian itoe sabagimana biasa djoega: saorang menang, saorang kalah. Bagitoelah halnja berbantah di hadepan pengadilan. Orang jang bekalahi, — dari sebab takoet kalah, ia kaloewarken sekalian tenagan'a: orang jang berlawanan bitjara, — dari sebab ingin menang, ia poen kaloewarken kapintarannja. Djikaloe sahabis bitjara, saja diter-