Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/250

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 250 —

moesti berkoeat boeat tahan, soepaja itoe koeda tiada merat. Semingkin lama barisan negri djadi semingkin tipis, hingga maski begimana gaga djoega, pada waktoe begitos orang moesti kwatir djoega. Maarschalk poenja djidat soeda basa dengen kringet dingin, tapi dengen kaget ada kadengeran soesra dari djoeroesan djalanan Arbre Sec straat, orang bertreak sanget rioe, ,,Slamet, toean coadjutor!"

Toean Retz dengen berpake pakean padri djalan dengen sabar menoedjoe ka tempat, di mara orang lagi berklai.

Sekalian orang jang ada lantes tekoek kakinja berloetoet.

Maarschalk kenalken padanja dan boeros coadjutor.

,,Toeloeng akoe kaloear dari sini," kata maarschalk, djikaloe tiada, akoe dan sekalian akoe poenja orang tentos binasa."

Itoe koetika lantes kadengeran soeara treakan sanget riboet sebagi soeara goentoer, coadjutor angkat tangannja dan minta orang djangan bikin ripoet. Itoe soeara lantes brenti.

,,Anak anak," kata coadjutor; kau liat di sini toean maarschalk de la Meilleraie dan kau sala doega maksoednja; apabila la soeda balik ka astana, atas nama kau orang ia nanti minta pada Sri Ratoe, soepaja Broussel dilepas dari pendjara. Kau soeka berdjandji begitoe, maarschalk ? kata coadjutor pada de Meilleraie.

,,Morbleu! tentoe akoe soeka berdjandji begitoe roepa! Akoe tiada brani doega bisa abis dengen begitoe sadja," kata maarschalk.

,,Ia soempa sebagi saorang bangsawan, nanti berboeat apa jang ia soeda djandji," kata coadjutor.