Halaman:Dampak Penyuluhan Bahasa Indonesia Bagi Guru SD di Kota Padang.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

penyuluhan bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi guru sekolah dasar (SD). Penyuluhan pertama dilaksanakan pada tanggal 23-28 Oktober 2000 yang ditujukan bagi guru SD se-Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan penyuluhan kedua dilaksanakan pada tanggal 13—18 Mei 2002 yang ditujukan bagi guru SD se-Kecamatan Lubuk Begalung dan Pauh.

Guru sekolah dasar yang menjadi peserta dalam kegiatan penyuluhan ini adalah orang yang mempunyai tanggung jawab yang jauh berbeda dari guru-guru SLTA ataupun SLTP. Perbedaan tanggung jawab itu dapat kita lihat dari beban moral mereka pada bidang studi. Guru sekolah dasar adalah guru kelas. Mereka memikul semua tanggung jawab untuk semua bidang studi yang ada pada tiap-tiap kelas.

Guru di sini mempunyai pengertian yang luas. Artinya mereka mempunyai rasa memiliki yang cukup tinggi terhadap murid-muridnya. Dengan demikiari, bagi siswa, guru adalah 'idola'. Apa pun yang diucapkan guru dan apa pun yang dilakukan guru tersebut akan menjadi contoh yang baik bagi siswa meskipun hal itu agak berbeda dengan pengetahuan yang diterima dari orang tua mereka sendiri: Oleh karena itu, guru sekolah dasar merupakan sasaran yang paling jitu untuk dijadikan 'pionir' dalam pemasyarakatan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penyuluhan adalah cara atau perbuatan untuk 'menerangi' sesuatu yang kurang terang. Artinya, penyuluhan lebih bersifat menyegarkan kembali ingatan peserta pada pengetahuan yang sudah dimiliki atau diterima sebelumnya. Dengan demikian, penyuluhan lebih bersifat praktis.

Penyuluhan bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai upaya 'menyegarkan' kembali ingatan para guru pada kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan sistem pola 48 jam, yaitu selama enam hari kerja secara berturut-turut. Kegiatan dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan penyuluhan itu, Balai Bahasa Padang memandang perlu melakukan penelitian dan evaluasi terhadap materi, pola penyajian, dan manfaat