— 96 —
„Ja, njonja!" sahoet Villefort pada njonja Markies: „dan kaloe terdapat boekti kasalahannja, orang itoe aken mendapat tjilaka besar sekali."
„Di manatah sekarang adanja orang itoe?" kata René.
„Ija menoenggoe di roemahkoe," sahoet Villefort.
„Kaloe begitoe, berangkatlah, sobatkoe!" kata njonja Markies pada Villefort: „djangan tinggalken kawadjibanmoe dengen meladeni pada kita-orang di sini, sedang kerdjaän negri ada menoenggoe kaoe di lain tampat."
„Toewan Villefort!" kata René dengen soewara haloes: „oendjoeklah kamoerahan hatimoe : hari ini poen harian kita bertoendangan."
Villefort djalan berpoetar dan mengamperi pada toendangannja itoe, laloe dengen memegang pada belakang korsi, ija berkata pada nona itoe:
„Soepaja kaoe tida goendah hati, saja nanti perboewat apa ijang boleh aken toeroet pesananmoe, René ! tapi djikaloe apa ijang terseboet di dalam soerat dakwaän itoe, benar adanja, wadjiblah algodjo merabah pada goloknja."
René goemetar, tempo dengar itoe omongan ijang dikataken paling belakang.
„Djangan kaoe dengari omongnja anak itoe, Villefort!" kata njonja Markies: „lama-lama ija poen tida nanti mengeri lagi, kaloe dengar orang seboet golok."
Sambil berkata begitoe, njonja Markies itoe membri slamat djalan pada Villefort ijang lantas pegang dan tjioem tangannja njonja itoe, tapi sambil melirik pada nona René, seperti ija hendak membilang dengen sorot matanja, bahoewa di dalam hati ija menjioem tangannja itoe nona.
„Satoe alamat ijang tida bagoes!" kata René sendiri-diri.