— 95 —
„Soenggoeh-soenggoeh ada perkara begitoe?" kata sekalian tetamoe berame.
„Kalihatannja, orang soeda dapatken satoe koempoelan dari orang-orang Bonopartisch," sahoet Villefort:,,Lihatlah ini soerat ijang berisi toedoehan."
Habis bilang begitoe, Villefort itoe membatja begini:
„Toewan Procureur Baginda Radja dibri taoe, bahoewa saorang bernama Edmond Dantes, stuurman besar dari kapal Pharao, ijang tadi pagi baroe dateng dari Smyrna, pada sasoedahnja mampir di Napels dan Porto Ferrajo, telah membawa soerat dari Murat pada Napoleon, disoeroeh membawa soerat pada kawanan dari orang-orang Bonapartisch di kota Parijs. Orang nanti dapatken kenjataän salahnja stuurman itoe, kaloe orang tangkap dia dan dapatken itoe soerat pada badannja atawa di roemah bapanja, atawa di dalam kamarnja di kapal Pharao."
„Tapi soerat itoe tida bertanda dengen tanda tangan penoelisnja," kata René: „dan boekan diälamatken padamoe, hanja pada Procureur Baginda Radja."
„Benar sekali," sahoet Villefort: „tapi Procureur Baginda Radja kabetoelan tida di roemah, hingga soerat ini datang pada secretarisnja ijang boleh boeka segala soerat: ini secretaris soedah boeka djoega soerat ini dan lantas soeroeh tjari saja, dan tempo soeroehannja tida dapetken saja, lantas djoega secretaris itoe membri perintah aken menangkap dan menggeledah."
„Kaloe begitoe, itoe orang ijang bersalah, soedah kena ditangkep ?" kata njonja Markies.
„Belon tantoe ija bersalah, ija poen baroe terdakwa sadja," kata nona René.