Halaman:Boekoe Tjerita Graaf de Monte Christo - 14.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 806 —

kita-orang, sebagimana ijang ija tida taoe berboewat pada orang lain: Ija telah kirimken satoe malaikatnja pada kita orang."

Di itoe waktoe moekanja Monte Christo ada kalihatan bertjahaja merah moedah dan waktoe itoe djoega ija melaga batok dan laloe mengaloewarken selampe aken menoetoepi moekanja.

,,Anaknja orang kaja ijang belon sekali taoe kekoerangan satoe apa" kata Emanuel: ,,Ija tida taoe harganja kasenangan hati; demikianlah djoega seorang ijang belon taoe dapet tjilaka di laoetan dan dengen memeloek sepotong papan teroembang-ambing oleh ombak- ombak besar, ija tidak kenal harganja langit ijang terang”.

Monte-Christo berbangkit dan laloe berdjalan boelak-balik dengen tida berkata satoe apa; kerna saandenja ija bitjara, tentoe sekali soewaranja nanti bergoemetar dan menjataken piloenja hati.

,,Kita-orang poenja dandanan roemah-tangga membikin kaoe bersenjoem, Toewan Graaf!" kata Maximiliaan.

,,Tida sekali begitoe!" sahoet Monte Christo sambil teken dengen tangan kiri hatinja ijang berdebar-debar, dan menoendjoek dengen tangan kanan pada satoe stolp, ijang menoetoep satoe kantong soetra ijang ditaro di atas bantal ketjil dari beloedroe hitam: ,,hanja saja ada menanja pada dirikoe, apa maksoednja ini kantong soetra, ijang kelihatan ada berisi sepotong kertas dan lagi satoe inten ijang bagoes sekali.“

,,Itoelah, Toewan Graaf!" kata Maximiliaan: ,,ada djadi kita poenja barang-barang ijang paling berharga besar“.

,,Ja, itoe inten ada bagoes sekali", kata itoe Graaf.