— 705 —
„Apatah artinja ini ?" kata itoe Graaf dengen soewara angker.
„Kaoe lihat sendiri, Toewan !" kata itoe penggawe: „bahoewa saja tida senang. Ach, mengapatah toewan beli roemah di loewar kota Parijs, roemah No. 30 Fonteinstaat di Auteuil dalem desa? Ach, mengapatah saja tida kasih taoe halkoe padamoe, selagi ada di dalem kota! Saändenja saja soedah kasih taoe itoe, tentoelah djoega toewankoe tida perintah saja toeroet ka sini. Saja harep sekali, roemah ini tida djadi roemah toewankoe. Apatah di ini desa Auteuil tida ada lagi roemah ijang lain dari pada ini roemah pemboenoehan ?"
„Hola!" kata Monte-Christo ; „perkataän apatah itoe ijang di kataken olehmoe, orang Corsika ijang tida bisa djadi tjerdik dan pertjaja sadja sama hal tachajoel! Hajo! ambil itoe lantera dan madjoelah! akoe maoe lihat itoe kebon! Akoe harap, sedeng ada beserta akoe, kaoe tida nanti merasa takoet."
Bertuccio angkat itoe lantera, dan laloe berdjalan. Setelah pintoe soedah diboeka, adalah kalihatan langit ijang mendoeng, dan sinarnja boelan ada goeram kerna terandang dengen awan.
Bertuccio maoe djalan ka sebelah kiri; dan Monte-Christo lantas berkata:
„Tida! mengapatah djoega kita misti ikoeti ini djalanan ketjil? di depan kita ada tanah roempoet ijang rata dan bagoes; biarlah kita menoedjoe teroes ka sitoe."
Bertuccio sapoe keringat dari djidatnja sendiri, tapi ija toeroet djoega kahendakannja itoe Graaf.
la-orang berdoewa lantas berdjalan, dan setelah sampe