— 704 —
Itoe pengawe lantas pergi ambil itoe lantera; tapi maskipoen ija tida bilang satoe apa, adalah njata sekali ijang ija tida merasa senang hati: tangannja ijang memegang lantera poen ada bergoemeter.
Sesoedahnja djalan ka sana-sini di dalem itoe gedong, pada bagiannja ijang di bawah, Graaf itoe lantas naik ka loteng di mana ada bebrapa kamar; di dekat soewatoe kamar ada satoe tangga lilit ijang kakinja ada di dalem kebon.
„Ha! di sini ada satoe tangga-lilit," kata Graaf: „marilah kita toeroen di sini. Toewan Bertuccio! akoe maoe lihat ka mana temboesannja ini tangga."
„Tangga ini menemboes ka kebon, Toewan!" kata Bertuccio.
- „Begimana kaoe boleh taoe itoe?"
- „Saja melinken doega sadja begitoe, Toewan !"
- „Biarlah kita lihat, apa doegaän itoe benar atawa tida." Bertuccio mengela napas selakoe ada bersoesah hati dan laloe berdjalan toeroen di tangga itoe. Setelah sampe pada pintoe di kaki tangga, penggawe itoe lantas sadja berdiri diam.
„Madjoelah, Toewan Bertuccio !" kata Graaf.
Tapi Bertuccio itoe ada djadi seperti kehilangan soemangat serta bisoe. Matanja melihat koeliling, selakoe tjari apa-apa ijang ija soedah taoe lihat di tempo doeloe, sedeng tangannja sebentar-bentar menjapoe djidatnja sendiri, seperti maoe boewangken ingatan ijang ada di itoe waktoe.
„He! mengapa kaoe diam sadja ?"
„Saja tida bisa madjoe !" kata Bertuccio itoe sambil senderken lantera di podjok tembok: „tida, Toewan! sekali-kali saja tida bisa!"