— 706 —
ka tepi satoe rimba ketjil, di mana ada banjak poehoen lebet, itoe Graaf berdiri diam.
Bertuccio tida bisa menahan lebih lama lagi.
„Djangan diam di sitoe, djangan di sitoe, Toewan!" katanja pada Graaf: „Ai, kaoe berdiri betoel di itoe tempat !"
„Di ini tempat, di mana ija telah roeboeh."
„Toewan Bertuccio !" kata poela itoe Graaf sambil tertawa „biar ingatlah kaoe! Kita di sini boekan di tempat kapertjajaän tachajoel, hanja ada di dalem kebon ijang tida dirawati"
„Ach, toewan! djanganlah tinggal berdiri diam di sitoe!" kata poela itoe pengawe dengen soewara ketakoetan.
„Akoe rasa, kaoe ini moelai djadi gila, Bertuccio! kaloe betoel ada begitoe, kaoe misti bri taoe padakoe, soepaja akoe kirimken kaoe ka roemah sakit sebelonnja ada terdjadi katjilakaan."
„Toewan Bertuccio", kata Monte-Christo: „akoe misti berkata padamoe, bahoewa kaoe poenja tingkah dan kaoe poenja mata ada kalihatan seperti tingkah dan matanja orang ijang kerangsokan setan. Akoe taoe, ijang kaoe ini seorang ijang tida berpikiran terang. Tapi di Frankrijk ada lain sekali dari di Italie. Hal pemboenoehan tida sekali disoekai di tanah sini. Sekarang akoe ada merasa, bahoewa Pendita Busoni soedah tida bitjara benar, tempo ija kirimken kaoe padakoe bersama-sama satoe soerat, di mana ija poedji-poedji kelakoeanmoe. Sekarang akoe maoe moenoelis padanja; kaoė nanti minta biar ija terangken halmoe, hingga akoe nanti dapet taoe halnja itoe pemboenoehan ijang kaoe seboet. Akoe bri ingat padamoe, Toewan Bertuccio, bahoewa kaloe akoe ada di soewatoe tempat, akoe biasa menoeroet pada oendang-oendang negri di tempat itoe, dan akoe tida nanti soeka dapet setori sama politie, oleh kerna