si gadis tak mau mengalah.
Meski serabutan, gadis itu senang bekerja di ibu kota. Sungguhpun ia tinggal bersama seorang teman di kamar sewaan yang sesempit sangkar merpati, ia bahagia sebab di Madrid ia temukan kebebasan (lepas dari ibu) juga cinta pertamanya. Namanya Darren, dia orang Irlandia yang sedang bertugas setahun di salah satu museum di Pusro de Prado. Mereka bertemu di sebuah restoran dan saling jatuh cinta. Pertemuan mereka adalah saat-saat istimewa yang menghangatkan hati, di sepanjang Gran Via yang hiruk-pikuk atau kedai minum terpencil di pinggiran kota. Si pemuda sering bercerita tentang negerinya, negeri terdapat melodi yang tak kalah eksotis dan denting gitar Andalusia. Negerinya sunyi, dingin berkabut, hijau, bagai bola matanya. Si gadis terbuai oleh janji si pemuda mengajaknya ke sana suatu saat.
Tetapi, lagi-lagi ibu! Ibu gadis itu menentang hubungan mereka sebab tak percaya pada Darren yang orang asing. Dua generasi bertengkar hebat malam itu. Hati dan badan si gadis berontak. Ia memutuskan untuk pergi ke negeri pemuda yang ia cintai meski itu berarti meninggalkan Sang Ayah, kakak lelaki, dan tiga adiknya.
Pemuda itu amat gembira. Ia bersemangat mengurus segala sesuatunya, dari prosedur yang gadis itu tak mengerti hingga akhirnya ia boleh hidup dan bekerja di negeri asal kekasih. Ia memberi gadis itu rumah kecil, juga membantu penghidupannya sehari-hari. Alih-alih bahagia kekal, cuma tiga bulan, madu itu terasa manis. Darren tiba-tiba menghilang. Bahkan, hingga kini mungkin si gadis tak menahu apakah ia sudah mati atau menikah dengan orang lain. Yang jelas, gadis itu amat putus asa kehilangan cinta, tak mau sendiri di negeri asing, pun malu kembali ke Cordoba. Ia hilang arah hingga nyaris gila.
Mujur takdir masih berbelas kasih. Seseorang menyelamatkan gadis itu, memberinya tempat tinggal di rumah saudara, menangani segala urusan imigrasi, menjadi amat dekat, dan akhirnya mengaku jatuh cinta dengan si gadis. Orang itu Edzer, bernama asli Eduardo, dibesarkan keluarga Irlandia walau seluruh darahnya Iberia, teman Daren juga. Tahu-tahu mereka menikah tujuh bulan kemudian. Mereka
71