Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

baik daripada dia, yang mungkin juga suka sama kamu. Percaya, deh.”

Sayang, Helen tidak pernah mendengarkan kata-kata Lina. Sampai sekarang, ia masih meng-klaim dirinya sebagai yang tersingkirkan.

***

Seiring dengan bertambahnya umur mereka, paket berisi boneka balerina itu terus dikirim. Setiap tahun, pada tanggal yang sama dan melalui pos dengan alamat pengirim yang dirahasiakan.

Helen kembali teringat akan kata-kata di surat tadi, balerina merah, jingga, kuning, hitam, dan biru. Ia berlari ke kamar dan mengeluarkan enam kotak berukuran sedang tempat ia menyimpan keenam boneka yang dikirim enam tahun lalu. Ia kemudian menyusunnya sesuai dengan urutan tahun pengiriman. Boneka pertama dikirim dengan kotak merah, kedua jingga, ketiga kuning, dan begitu seterusnya. Itu adalah warna-warna penyusun warna putih. Ia ingat pelajarannya di sekolah dasar. Ia pernah membuat cakram dan diberi ketujuh warna itu. Saat diputar dengan kencang, akan terlihat warna putih.

Benar saja, ini seperti sebuah cerita. Saat seseorang mulai belajar balet. Pertama ia akan melakukan gerakan dasar, lalu boneka ke dua mencoba untuk bertumpu pada ujung kaki. Ketiga, berputar, melayang. Dan, boneka keenam jatuh. Namun, boneka keenam dapat berputar lagi dan yang ketujuh menutupnya dengan sempurna.

Seumur hidupnya, ia belum pernah melihat pesta belerina yang seindah ini.

Helen hendak mengembalikan surat itu ke dalam amplopnya, ketika ia menemukan ada sebuah foto di dalam amplop itu. Foto sebuah taman dengan bangku-bangku batu dan kayu. Lalu ada pohon-pohon pelindung, permainan anak-anak, dan semacam jalan setapak yang dibuat dari batu untuk imelintasi taman. Bukankah ini taman kota? Ia ingat. Dulu, Ayah dan Ibu sering mengajak mereka bermain di taman itu. Di belakang foto itu tertulis, besok, balerina ke tujuh akan datang saat bayanganmu tak terlihat. Apa maksud kata-kata

57