Lompat ke isi

Halaman:Balerina Antologi Cerpen Remaja Sumatra Barat.pdf/68

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Aku bisa berlari lebih cepat daripada anak laki-laki di kelasku.”

Helen pernah mencoba menulis artikel, seperti Hilda, tetapi saat ia memamerkannya kepada Sang Ibu, ia tidak mendapatkan sambutan seperti yang diharapkan.” Kamu tidak meniru kata-kata orang lain, kan, Helen?” Dan itu telah membuatnya amat tersinggung.

Mengapa Hilda terlahir begitu sempurna? Padahal, mereka berasal dari sel telur dan sperma yang sama, tumbuh dan berkembang dalam rahim yang sama, dan mereka sudah berbagi apa saja sejak dalam kandungan. Apa karena ia lima belas menit lebih awal menghirup udara dunia? Pertanyaan seperti itu yang selalu terlintas di kepalanya.

Dan yang membuat Helen merasa semakin tersingkir adalah ketika mengetahui Roni, teman sebangkunya, menyukai Hilda. Helen seperti tercekik saat Roni sendiri yang menceritakan hal itu kepadanya. Hilda memang bukan anak perempuan tercantik di kelas, tetapi ia manis. Ia sangat manis dan juga segala bakatnya, ia tidak pernah sombong. Oh, semua itu telah membuat Roni menyukainya. Tetapi, mengapa harus Hilda? Ada ratusan ribu anak perempuan di sekolah ini, setidaknya ada dua puluh anak perempuan di kelas ini, mengapa Hilda? Dan mengapa harus Roni yang menyukai saudara kembarnya? Mengapa harus Roni, teman sebangku yang secara diam-diam telah ditaksirnya sejak dulu?

Sejak saat itu, Helen terus-terusan mengeluh kepada Tuhan. Tidak adil rasanya. Hilda dilahirkan dengan segudang potensi, sedangkan ia tidak punya apa-apa. Tak ada yang tahu, Helen telah terluka karena semua ini. Tidak juga orang tuanya. Hanya saja,

Helen tidak seceria dulu lagi. Ia juga tidak banyak bicara dengan Hilda. Ia hanya percaya kepada Lina, teman dekatnya, tempat ia menumpahkan keluh kesahnya. “Helen, mengapa kamu begitu buta oleh kekagumanmu kepada Hilda? Tidakkah kamu sadar bahwa tidak ada yang sempurna. Coba kamu lihat, Hilda pasti juga memiliki kekurangan. Kamu ditakdirkan memiliki kelebihan dan kekurangan, Begitu juga, Hilda dan kita semua. Kalau masalah si Roni, lebih baik kamu lupakan saja. Nanti juga kamu akan menemukan yang lebih

56